Dulu :
Aku mengenalmu melalui tatapan pertama kita bertemu di bangku SMA. matamu dan pesonamu membuatku terpikat denganmu. awalnya hari-hari yang kita lewati saat itu selalu bersama dalam suka dan duka. aku selalu ada untukmu dan kamu selalu ada untukku. antara aku dengan kamu seperti tidak ada jarak, kita seperti satu saudara yang saling melengkapi. aku seperti keluarga di dalam keluargamu sendiri. namun, bukan berarti aku dan kamu terbebas dari masalah. justru masalah-masalah yang terus merusak hubungan persaudaraan kita berhasil merubuhkan segalanya. kedewasaanmu yang begitu cepat semakin membuatku bingung harus bersikap apa. butuh waktu lama bagiku untuk tidak tergantung selalu denganmu. karena bagiku kamu adalah sosok kakak yang selalu menuntun adik-adiknya menuju jalan yang benar, pemikiranmu yang cemerlang, kejujuranmu, ketulusan hatimu, dan keceriaanmu tak mampu aku begitu saja berpaling darimu. jujur aku masih membutuhkanmu sahabat. engkau adalah sosok sahabat, saudara, dan kakak yang selalu menenangkan hatiku dan membuatku lebih dewasa. tapi, apakah karena keegoisanku agar aku tidak terlalu tergantung denganmu membuat persahabatan ini retak? asal kau tahu saudaraku, butuh waktu setahun bagiku untuk belajar dari kesalahan. waktu yang cukup lama untuk dapat menerima kenyataan pahit ini. karena aku yang terlalu bangga kepadamu, nyaman bersamamu, dan sejuk bersamamu. tahukah kau bagaimana penderitaanku selama ini?
Sekarang :
entah sejak kapan hubungan kita mulai membaik tapi aku yakin kau tetaplah kakakku seperti yang dulu. tak pernah sedikitpun kamu berprasangka buruk padaku walau aku menjauhi dirimu. subhanallah, begitu mulianya hatimu. sang kakak yang arif, jujur, dan berpikir matang. tapi, alhamdulilah aku belajar selama setahun ini tanpamu untuk tidak tergantung padamu lagi walau itu tidak 100% berhasil bagiku karena aku masih membutuhkanmu untuk menuntunku ke arah yang benar yaitu jalan Islam. dan kini aktivitasmu, rahasiamu, dan apapun yang ada dalam dirimu yang engkau rahasiakan dariku aku tidak akan ikut campur lagi (walaupun itu merupakan bentuk kepedulianku kepadamu). bolehlah, kau merahasiakan kehidupanmu padaku, biarlah kita tidak dapat terbuka seperti dulu lagi, tapi aku yakin kamu masih menganggapku adikmu, saudaramu, dan sahabatmu. tetapi ingatlah wahai saudaraku, aku masih randi yang dulu, aku siap mendengarkan segala kisah hidupmu, masalahmu, dan harapanmu agar kita sama-sama saling menguatkan dan membantu. baiklah, aku akan belajar untuk itu semua. mencoba menjalani hari-hariku kini bersamamu se ala kadarnya. tidak, aku tetap bersyukur dengan keadaanku sekarang bersamamu. menahan rasa rindu yang dulu pernah kita lewati bersama. rindu adanya keterbukaan diantara kita, rindu waktu yang selalu ada bersama, dan rindu saling membantu bersama.
Esok:
esok hari memang aku tidak tahu bakal seperti apa hidupku. tapi satu hal yang pasti bahwa setiap ada pertemuan pasti ada perpisahan. dan aku yakin kita suatu saat akan berpisah. itu tergantung kamu saudaraku. aku akan berusaha agar persahabatan ini tetap terjaga hingga kita dipanggil kehadirat-Nya. namun, jika kamu memiliki kesibukan sendiri, aktivitas sendiri, bahkan kelak keluarga sendiri suatu hari nanti, aku rela untuk tidak lagi bersamamu. aku akan siap menjalani hari-hariku total tanpa dirimu.
namun, aku yakin oleh mimpi-mimpiku kelak bahwa suatu saat persahabatan kita akan abadi hingga kita berkeluarga sendiri-sendiri, hingga akhirat kelak. siapa tahu, keluarga kita masing-masing juga begitu dekat seperti keluarga sendiri? aku berharap begitu. setiap doaku kepada-Nya selalu aku panjatkan bahwa aku ingin sekali persahabatan kita akan abadi seperti persahabatan Rasulullah dan Abu Bakar As Shidiq hingga di surga kelak. aku akan sabar menunggu untukmu, wahai kakakku!!!
untuk kakakku disana yang mungkin membaca ini: mohon maaf jika ada tulisan-tuliasn yang kurang berkenan. namun, aku sangat bersyukur memiliki sahabat sepertimu. karena kau selalu mengingatkanku kepada Allah swt dan totalitas kepada-Nya. aku butuh sosok kakak yang dapat mengayomiku dan menemani hari-hariku kelak. terima kasih banyak untuk kebaikanmu selama ini mas :-)
Gazebo Kimia, 18:30 wib
Masa Lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar