FlashVortex

Selasa, 14 Juni 2011

ALIRAN SESAT NII KW IX

Maraknya aliran-aliran sesat di negeri ini adalah sebuah fenomena yang sangat memprihatinkan, dan tak sedikit dari kaum muslimin yang menjadi korban kesesatan mereka. Di antara aliran sesat yang sangat meresahkan yang akhir-akhir ini marak adalah NII (Negara Islam Indonesia) KW IX yang dipimpin oleh Abu Toto Panji Gumilang. Dan di samping itu, sebagian media masa memberitakan atau menampilkan orang-orang NII yang berpenampilan berjenggot atau istrinya bercadar dan yang semisalnya, serta terkesan tidak menjelaskan bahwa yang namanya NII itu bukan identik dengan orang yang berjenggot, atau bercadar dan semisalnya. Karena hal itu adalah bagian dari ajaran Islam bukan ciri dari NII atau terorisme. Akhirnya, dampak dari kesan tersebut banyak dari kaum muslimin yang menjadi salah paham atau merasa takut dan curiga terhadap orang-orang yang berusaha menjalankan agama ini dengan baik. Sedangkan NII sendiri adalah sebuah pemikiran sesat yang teroganisir secara rapi.Sebelum kita membahas kesesatan NII KW IX ada baiknya bagi kita untuk mengetahui kenapa banyak aliran-aliran sesat di negeri ini dan banyak dari kaum muslimin yang mengikutinya.

Sebab-sebab banyaknya aliran sesat di Indonesia, di antaranya :

1. Jauhnya ummat dari ilmu agama.

Kebodohan terhadap agama adalah sumber malapetaka, dan inilah yang menjadi sebab terbesar maraknya aliran-aliran sesat di negeri ini dan banyaknya ummat yang tertipu dengannya. Karena kebodohan ummat yang amat sangat sehingga kesesatan yang sangat jelas sekalipun banyak yang tidak mengetahui dan banyak orang yang mengikutinya. Seperti kelompok sesat Ahmadiyah, Islam Jama’ah (LDII), NII, JIL (Jaringan Islam Liberal) dan kelompok-kelompok sesat lainnya. Allah Ta’ala berfirman :

قُلْ أَفَغَيْرَ اللهِ تَأْمُرُونِي أَعْبُدُ أَيُّهَا الْجَاهِلُونَ

“Katakanlah, ‘Maka apakah kamu menyuruh aku menyembah selain Allah, hai orang- orang yang tidak berpengetahuan?’.” (Qs. az-Zumar : 64)

قَالُوا يَا مُوسَى اجْعَل لَنَا إِلَهًا كَمَا لَهُمْ آلِهَةٌ قَالَ إِنَّكُمْ قَوْمٌ تَجْهَلُونَ

“Bani Israil berkata: ‘Wahai Musa buatlah untuk kami sebuah sesembahan (berhala) sebagaimana mereka mempunyai beberapa sesembahan (berhala). Musa menjawab : Sesungguhnya kamu itu kaum yang tidak mengetahui (bodoh) terhadap Allah.’. (Qs. al-A’raaf : 138)

Berkata asy-Syaikh al-Allamah Abdurrahman as-Sa’di rahimahullaah : “Kebodohan mana yang lebih besar dari seseorang yang bodoh terhadap Rabbnya, Penciptanya dan ia ingin menyamakan Allah dengan selain-Nya, dari orang yang tidak dapat memberikan manfaat dan mudharat (bahaya), tidak mematikan, tidak menghidupkan dan tidak memiliki hari perkumpulan (kiamat).” (Taisiirul Kariimirrahman Syaikh al-Allamah Abdurrahman as-Sa’di pada ayat ini)

Berkata Ibnul Qayyim al-Jauziyah rahimahullaah : “Tidaklah diragukan bahwasanya kebodohan adalah pokok dari segala kerusakan dan dhoror (bahaya), kejelekan yang didapatkan oleh seorang hamba di dunia dan di akhirat adalah dampak dari kebodohan.” (Miftaah Daaris Sa’adah, 1/315- dinukil dari Syarh al-Ushuuluts Tsalatsah, Abu ‘Ashim ‘Abdullah ad-Duba’i, hal : 7)

2. Menimba Ilmu agama dari orang yang menyimpang aqidah dan manhajnya.

Di antara yang sering diperingatkan oleh ulama kita adalah berhati-hati dalam berteman jangan sampai berteman kepada orang-orang yang sesat dan menyimpang, terlebih-lebih belajar kepada mereka. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

إنّ من أشراط الساعة أن يلتمس العلم عند الأصاغر

“Sesungguhnya sebagian dari tanda-tanda hari kiamat ialah, dicarinya ilmu itu dari para ahli bid’ah (orang yang menyimpang yang melakukan perbuatan bid’ah).” (HR. Ibnu Mubarak, ath-Thabrani dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani di silsilah ash-Shahiihah no. 695)

Hudzaifah bin Yaman radhiyallaahu ‘anhu pernah bertanya kepada Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam,

فقلت : هل بعد ذلك الخير من شرّ؟

“…Maka aku bertanya lagi : ‘Apakah sesudah kebaikan (yang bercampur kekeruhan itu) akan datang lagi kejahatan?’ Beliau menjawab :

نعم, دعاة على أبواب جهنّم من أجابهم إليها قذفوه فيها

‘Ya, yaitu para dai yang berada di pintu-pintu Jahannam, barangsiapa yang mengikuti (dakwah) mereka, pasti mereka akan melemparkannya ke dalam neraka Jahannam.’.” (HR. Bukhari : 3606 dan Muslim : 1847)

Maka jangan heran kalau ada orang yang menuntut ilmu agama bukan bertambah baik atau bertambah shalih, malah dia menjadi orang sesat. Seperti malah melakukan atau bahkan mengajarkan perbuatan syirik (menyekutukan Allah) atau menjadi sarana kesyirikan, atau melakukan perbuatan bid’ah. Atau setelah belajar dan ikut ngaji bukannya menjadi tambah rajin shalat, berbakti kepada orang tua. Malah meninggalkan shalat, mengkafirkan orang tuanya dengan alasan bukan kelompoknya, atau mencuri uang orang tuanya seperti yang ada pada kelompok sesat NII KW IX. Hal ini disebabkan karena mereka mencari ilmu kepada orang yang aqidah dan manhajnya menyimpang.

3. Makar musuh-musuh Islam dari Yahudi, Nashrani dan orang-orang munafik.

Di antara sebab banyaknya aliran-aliran sesat adalah upaya dari musuh-musuh Islam baik dari kalangan Yahudi dan Nashrani atau orang-orang munafik yang benci terhadap Islam dan kaum muslimin. Mereka ingin memurtadkan kaum muslimin atau menjauhkan dari agamanya, ingin memberi citra jelak kepada Islam dan kaum muslimin dengan berbagai cara. Di antara caranya adalah dengan memelihara atau mendukung aliran-aliran sesat tersebut. Sebagaimana aliran sesat Ahmadiyah yang didirikan oleh Mirza Ghulam Ahmad di India dipelihara oleh pemerintah Inggris. Atau kelompok sesat Islam Jama’ah atau LDII yang dirangkul oleh seorang jendral yang sangat benci dan anti Islam, setelah Islam jama’ah dilarang di mana-mana dan bolak-balik ganti nama, maka Nur Hasan Ubaidah Lubis pendiri Islam Jama’ah meminta perlindungan kepada Letjen Ali Murtopo. Atau aliran sesat JIL (Jaringan Islam Liberal) dipelihara, didukung dan didanai oleh orang-orang kafir, lihat salah satu tokohnya Prof. Musdah, mendapat nobel dari orang kafir karena dianggap wanita yang memperjuangkan hak-hak wanita muslim (baca : menggugat sebagian syariat Islam yang berkaitan dengan wanita –ed), setelah berbagai kesesatan yang dilakukannya seperti menghalalkan homoseks –naudzubillah- . Begitu juga aksi-aksi yang dilakukan oleh orang-orang Islam yang beridiologi khawarij, dengan melakukan aksi terorisme sehingga dimanfaatkan oleh lawan (orang-orang kafir) untuk membuat buruk citra Islam dan kaum muslimin di mata masyarakat, serta melakukan aksi-aksi untuk menghadang dakwah yang haq (benar) bahkan mereka membantai kaum muslimin.

Adapun ayat-ayat tentang kebencian dan permusuhan mereka terhadap kaum muslimin di antaranya sebagai berikut :

Allah Ta’aalaa berfirman :

وَلَنْ تَرْضَى عَنْكَ الْيَهُودُ وَلا النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ

“Dan orang-orang Yahudi dan Nashrani tidak akan rela kepadamu (Muhammad) sebelum engkau mengikuti agama mereka.” (Qs. al-Baqarah : 120)

وَدَّ كَثِيرٌ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَوْ يَرُدُّونَكُمْ مِنْ بَعْدِ إِيمَانِكُمْ كُفَّارًا حَسَدًا مِنْ عِنْدِ أَنفُسِهِمْ

مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْحَقُّ

“Sebagian besar ahli kitab (Yahudi dan Nashrani) menginginkan agar mereka mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran.” (Qs. al-Baqarah : 109)

وَلا يَزَالُونَ يُقَاتِلُونَكُمْ حَتَّى يَرُدُّوكُمْ عَنْ دِينِكُمْ إِنِ اسْتَطَاعُوا

“Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka dapat mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran) seandainya mereka sanggup.” (Qs. al-Baqarah : 217)

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ لِيَصُدُّوا عَنْ سَبِيلِ الله

“Sesungguhnya orang-orang kafir menginfaqkan harta-harta mereka untuk menghalangi (manusia) dari jalan Allah.” (Qs. al-Anfal : 36)

Sekilas tentang aliran sesat NII KW IX yang dipimpin oleh Abu Toto Panji Gumilang.

NII atau Negera Islam Indonesia Komando Wilayah IX yang dipimpin oleh Abu Toto Panji Gumilang telah banyak menyesatkan ummat di negeri ini. Di bawah ini di antara ajaran sesat mereka.

Pertama : Kesesatan dalam Aqidah

  • Menyusun dan memaknai tauhid secara serampangan.

Mereka membagi tauhid menjadi tiga, yaitu tauhid rububiyah, tauhid mulkiyah dan tauhid uluhiyah. Mereka mengumpamakan tauhid rububiyah dengan akar kayu, mulkiyah dengan batang kayu dan uluhiyah dengan buahnya. Selain itu mereka juga menafsirkan rububiyah dengan undang-undang, mulkiyah dengan negara dan uluhiyah dengan ummatnya..!!

Penjelasan kesesatannya :

Itulah NII KW IX agama mereka dibangun di atas kebodohan dan asal-asalan serta main-main. Sehingga mengeluarkan konsep seperti yang telah disebutkan di atas. Allah Ta’aalaa berfirman tentang haramnya bicara tentang Allah dan agama-Nya tanpa ilmu.

وَلا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُوْلَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا

“Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui, karena pendengaran, penglihatan dan hati nurani semua itu akan diminta pertanggungjawabannya.” (Qs. al-Israa’ : 36)

Tauhid adalah mentauhidkan Allah didalam apa-apa yang merupakan kekhususan bagi Allah, didalam Rububiyah-Nya, Uluhiyah-Nya dan Asma wa Sifat-Nya (Qaulul Mufid Fi Syarh Kitab at-Tauhid , Syaikh Ibnu Utsaimin : 11 dan Syarh Kasyfi Subhaat, Syaikh Ibnu Utsaimin : 21 )

Para ulama membagi tauhid menjadi tiga, berdasarkan penelitian dari dalil-dalil al-Qur’an dan as-Sunnah. Berkata asy-Syaikh Al-Allamah Abdul Aziz Bin Baaz Rahimahullah : ” Bahwa Tauhid yang dengannya Allah mengutus para Rasul dan menurunkan kitab karenanya dibagi menjadi 3 macam, menurut penelitian nash-nash dari Al-Kitab dan As-Sunnah dan menurut kenyataan orang-orang yang dibebani syariat….yang pertama tauhid rububiyah, yang kedua tauhid ibadah dan dinamakan juga tauhid uluhiyyah dan yang ketiga tauhid asma’ wa sifat “ (Ta’liq Aqidah Thahawiyah, Syaikh Ibnu baaz dengan diringkas . hal : 45)

Berikut ini penjelasannya lebih lanjut secara ringkas.

Pertama : Tauhid Rububiyah

Tauhid Rububiyah adalah meyakini Allahlah satu-satunya pencipta alam semesta ini, pemberi rezeki dan yang mengatur alam semesta ini. Tidak ada yang memberikan manfaat dan mudhorot kecuali Allah semata.

Dalilnya adalah firman Allah Ta’aalaa :

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

Artinya: “Segala puji bagi Allah Rabb semesta Alam.” (Qs. al-Fatihah : 2)

وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللهِ رِزْقُهَا

“Dan tidak ada suatu binatang melata pun di langit dan di bumi melainkan Allahlah yang memberi rizkinya.” (Qs. Hud : 6)

Kedua : Tauhid Uluhiyah

Yaitu mengesakan Allah di dalam ibadah kita, seluruh ibadah kita dzahiran (lahiriah) dan bathinan (hati), seperti doa, menyembelih, nadzar, khauf (takut), raja’ (mengharap), mahabbah (cinta), tawakal hanya kita peruntukkan kepada Allah semata.

Sebagaimana Allah Ta’aalaa berfirman :

إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ

Artinya : “Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan memohon pertolongan.” (QS. al-Fatihah : 5)

وَاعْبُدُوا اللهَ وَلا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا

Artinya : “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan sesuatu apapun dengan-Nya”. (Qs. an-Nisaa’ : 36)

Ketiga : Tauhid Asma’ wa Sifat

Yaitu beriman kepada nama-nama Allah dan sifat-sifat-Nya yang mulia, dengan menetapkan nama-nama dan sifat-sifat Allah, yang Allah dan Rasul-Nya tetapkan dengan tanpa menyerupakan Allah dengan makhluk-Nya.

لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ البَصِيرُ

Artinya : “Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (Qs. asy-Syuraa’ : 11)

Semoga penjelasan sederhana di atas dapat menjelaskan bahwa agamanya orang NII KW IX adalah berdasarkan main-main dan kebodohan.

  • Meyakini kerasulan dan kenabian tidak akan berakhi.

Menurut mereka kerasulan dan kenabian tidak akan berakhir selama masih ada orang yang berdakwah tentang Islam kepada manusia maka pada hakekatnya mereka yang berdakwah adalah Rasul Allah.

Penjelasan kesesatannya :

Tentang hal ini cukup saya bawakan perkataan salah seorang ulama kita, Berkata asy-Syaikh al-Allamah Shalih al-Fauzan hafidzahullaah : ….Dan akhir dari para Rasul adalah Muhammad shallallaahu ‘alahi wa sallam, dialah penutup para nabi dan rasul, yang tidak ada nabi setelahnya sampai tegaknya hari kiamat, Allah Subhaanahu wa Ta’aalaa berfirman:

مَا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِنْ رِجَالِكُمْ وَلَكِنْ رَسُولَ اللهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ

”Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup para nabi.” (Qs. al-Ahzab : 40)

Dan Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

أنا خاتم النبييين لا نبي بعدي

”Saya adalah penutup para nabi yang tidak ada nabi setelahku.” ( HR. Bukhari dan Muslim )

Muhammad adalah akhir para Rasul ‘alaihi shalawatu wa sallam, dan akhir para nabi, karena setiap rasul adalah nabi. Tidak ada utusan setelahnya tidak seorang rasul tidak pula seorang nabi. Maka barangsiapa yang meyakini adanya rasul atau nabi setelah diutusnya Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa sallam maka dia kafir. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

وسيخرج بعدي كذابون ثلاثون كل منهم يدعي أنه نبي وأنا خاتم النبيين لانبي بعدي

”Akan keluar setelahku 30 orang pendusta, setiap dari mereka mengaku bahwasanya dirinya adalah nabi, dan saya adalah penutup para nabi tidak ada nabi setelahku.”

Maka barangsiapa yang tidak meyakini risalah telah ditutup dengan diutusnya Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa sallam, dan meyakini adanya nabi setelah diutusnya, maka dia telah kafir kepada Allah, dan mendustakan Allah, Rasul-Nya dan Ijma kaum muslimin.” (Syarh Kasyfisy Syubhaat, Syaikh Shalih al-Fauzan, hal : 21)

  • Tidak mewajibkan shalat karena alasan masih periode Makkah

Penjelasan kesesatannya :

Agama Islam telah sempurna, sebagaimana Allah Subhaanahu wa ta’aalaa berfirman :

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإِسْلامَ دِينًا

“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmatKu, dan telah Kuridhai Islam sebagai agama bagimu.” (Qs.al-Maidah : 3)

Termasuk syari’at Islam adalah melaksanakan shalat wajib lima waktu sehari semalam. Maka sebuah kepandiran kalau kita meninggalkan shalat dengan alasan di negeri ini masih periode Makkah.

Perkara meninggalkan shalat bukanlah perkara yang remeh, sebagaimana dijelaskan oleh para ulama, bahwa acaman bagi orang meninggalkan shalat dengan mengingkari kewajibannya adalah kafir menurut kesepakatan para ulama adapun yang meninggalkannya karena malas atau meremehkannya dengan meyakini kewajibannya, para ulama berselisih pendapat tentang hukumnya. Menurut pendapat yang benar hukumnya juga kafir dengan kekufuran yang besar. Berdasarkan banyak dalil di antaranya.

Allah Ta’aalaa berfirman :

وَأَقِيمُوا الصَّلاةَ وَلا تَكُونُوا مِنَ المُشْرِكِينَ

“Serta dirikanlah shalat dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah.(Qs. ar-Ruum : 31)

Rasullah shallallaahu ‘alahi wa sallam bersabda :

إن بين الرجل, وبين الشرك والكفر ترك الصلاة

”Sesungguhnya pembatas antara seseorang dengan kesyirikan dan kekufuran adalah meninggalkan shalat.” (HR. Muslim : 82 dari shahabat Jabir bin ‘Abdullah radhiyallaahu ‘anhu)

Dalam hadits lain Rasulullah shallallaahu ‘alahi wa sallam bersabda :

العهد الذي بيننا وبينهم الصلاة, فمن تركها فقد كفر

”Perjanjian antara Kami dan mereka adalah shalat, barangsiapa yang meninggalkan shalat maka sungguh dia telah kafir.“ (HR. Imam Nasai : 463; at-Tirmidzi : 2623; dan Ibnu Majah : 1079 dishahihkan Syaikh al- Albani di Shahihul Jami’ : 4143)

Berkata asy-Syaikh al-Allamah Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullaah : ”Kami mendapati di dalam al-kitab (al-Qur’an) dan as-Sunnah yang keduanya menunjukkan atas kafirnya orang yang meninggalkan shalat.” (Hukmu Tarkis Shalah, Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin : 6).

  • Mengkafirkan kaum muslimin yang bukan kelompoknya.

Inilah di antara akidah mereka, mengkafirkan pemerintah dan kaum muslimin yang tidak masuk kelompok mereka. Dari akidah ini muncul berbagai kerusakan di antaranya menghalalkan darah kaum muslimin.

Mengatakan seorang muslim sebagai kafir bukan perkara yang remeh sebagaimana dalam sebuah hadits, dari Abu Dzar radhiyallaahu ‘anhu, beliau bercerita bahwa Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

لا يرمي رجل رجلا بالفسوق و لا يرميه بالكفر إلا ارتدت عليه إن لم يكن صاحبه كذلك

“Tidaklah seseorang menuduh saudaranya dengan kefasikan atau kekafiran. Apabila tuduhan itu tidak benar maka tuduhan itu pasti akan kembali kepada dirinya sendiri.” (HR. Bukhari di dalam Fathul Bari 10/464 dan Imam Ahmad dalam musnadnya 5/181)

Dari ‘Abdullah bin Umar radhiyallaahu ‘anhuma, beliau mengatakan bahwa Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

أيما رجل قال لأخيه : يا كافر, فقد باء بها أحدهما

“Siapa saja yang mengatakan kepada saudaranya kalimat, ‘Wahai orang yang kafir.’ Maka kalimat itu akan kembali kepada salah satu dari kedua orang tersebut.” (HR. Bukhari 7/97 dan Muslim 1/79)

  • Membai’at para pengikutnya.

Di antara kesesatan NII KW IX adalah mewajibkan pada anggotanya untuk melakukan bai’at kepada amir (pemimpin) mereka. Untuk sumpah setia mengikuti perintah mereka.

Penjelasan kesesatannya :

Bai’at adalah perjanjian antara imam (pemimpin) dan rakyat atas ketaatan. Orang yang berbai’at berjanji kepada pemimpinya bahwa dia menyerahkan kepada pemimpinnya dalam urusan pribadinya dan urusan kaum muslimin. Bai’at tidak diberikan kecuali kepada imam (pemimpin) yang sah yang diakui oleh kaum muslimin bukan pemimpin bayangan dan gerakan-gerakan bawah tanah seperti NII atau LDII (Islam Jama’ah) dan yang lainnya. Yang sesuai sunnah adalah satu Imam (pemimpin) untuk kaum muslimin di seluruh dunia, tetapi ketika kaum muslimin terbagi menjadi beberapa negeri dan sulit untuk disatukan, maka masing-masing penguasa di negerinya adalah imam (pemimpin) yang wajib dibai’at dalam ketaatan kepadanya sesuai dengan batasan syar’i. Dan tidak boleh seseorang keluar atau membatalkan atau tidak taat dan membrontak kepada penguasa muslim walaupun dia seorang fasik yang melakukan dosa besar atau bertindak dzalim dan aniaya kepada masyarakatnya. Sebagaimana dalam hadits Hudzaifah bahwasanya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabada :

يكون بعدي أئمّة لا يهتدون بهداي ولا يستنّون بسنّتي وسيقوم فيهم رجال قلوبهم قلوب الشياطين في جثمان إنس قال قلت كيف أصنع يا رسول الله إن أدركت ذلك قال تسمع وتطيع للأمير وإن ضرب ظهرك وأخذ مالك

“Akan datang sesudahku para imam yang tidak memakai petunjukku dan tidak memakai sunnahku, di antara mereka ada manusia yang berhati setan. Hudzaifah berkata, ‘Bagaimana yang aku perbuat wahai Rasulullah jika aku menjumpai hal itu?’ Rasulullah menjawab, ‘Hendaknya engkau mendengar dan taat kepada amir (pemimpin), walaupun dia memukul pungggungmu dan mengambil hartamu.’.” (HR. Muslim)

Inilah yang dilakukan oleh NII KW IX membrontak kepada pemerintah Indonesia yang sah karena mereka menghukumi pemerintah kita kafir karena tidak memakai hukum Islam. Akhirnya mereka membuat negara sendiri menurut anggapan mereka. Dan melakukan bai’at kepada para pengikutnya. Kesesatan di atas kesesatan bermula dari aqidah khawarij yang berujung pada pengkafiran diikuti dengan membuat negara dan bai’at bikinan sendiri dengan satu tujuan mencari fulus tak peduli dengan mengacak-acak agama Islam dan dan menipu kaum muslimin.

Kedua : Kesesatan dalam masalah Ibadah

  • Meninggalkan shalat.

Silahkan lihat pada penjelasan yang lalu.

  • Boleh mengganti hewan kurban pada hari raya Idul Adha dengan uang karena menurut mereka menyembelih hewan hanya sekedar lambang pengorbanan.

Penjelasan kesesatannya :

Ibadah kurban adalah ibadah yang telah ditentukan jenisnya, yaitu dengan menyembelih hewan sesembelihan yaitu unta, sapi, kambing atau domba. Jika diganti dengan hewan selain itu, seperti kelinci, ayam atau yang lainnya maka ibadah kurbannya tidak sah. Apalagi dengan membayar uang yang dia niatkan untuk berkurban sebagai ganti hewan sesembelihan pada hari raya Idul Adha yang kemudian dananya digunakan untuk membangun fasilitas pendidikan di Ma’had Zaytun. Kesesatan apa yang lebih jelas dan terang dari kesesatan ini, Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah berkurban pada hari raya Idul Adha dengan mengeluarkan uang untuk mendirikan masjid sekalipun, Abu Bakar juga tidak, Umar juga tidak, Utsman juga tidak, Ali dan para shahabat yang lainnya juga tidak. Tidak pernah dinukilkan bahwa mereka berkurban pada hari raya Idul Adha dengan mengganti uang untuk sarana pendidikan. Padahal ibadah kurban adalah ibadah yang terlihat pada hari raya kaum muslimin, kalau mereka melakukannya Insya Allah banyak dari kaum muslimin yang melihatnya dan sampai penukilannya kepada kita, tapi ternyata tidak ada. Maka sangatlah jelas ajaran sesat mereka, yaitu berkurban tidak hanya dengan hewan pada hari raya Idhul Adha, dan membolehkan mengganti dengan uang yang digunakan untuk membangun prasarana pendidikan. Sebagaimana yang disebutkan dalam majalah bulanan mereka, bikinan mereka yang bertujuan untuk meraup uang dari kaum muslimin sebanyak-banyaknya. Jelas hal ini adalah bikinan NII KW IX Abu Toto Panji Gumilang untuk meraup keuntungan materi yang akan digunakan untuk kepentingan NII dan Ma’had al-Zaytun. Coba perhatikan ayat-ayat dan hadits berikut ini Insya Allah akan menjadi penjelas apa yang saya utarakan di atas.

Allah ‘aza wa jalla berfirman :

فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ

“Maka dirikanlah shalat karena Rabb-mu dan berqurbanlah.” (Qs. al-Kautsar : 2)

Dan dalam ayat yang lain Allah ‘aza wa jalla berfirman :

قُلْ إِنَّ صَلاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِين

“Katakanlah, ‘Sesungguhnya shalatku, sembelihanku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam.” (Qs. al-An’aam : 162)

Dari Anas bin Malik radhiyallaahu ‘anhu, dia berkata :

ضحّى النّبيّ بكبشين أملحين أقرنين ذبحهما بيده وسمّى وكبّر ووضع رجله على صفاحهما

“Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam berqurban dengan dua kambing jantan yang amlah (kambing yang berbulu putih dan hitam, tetapi bulu putihnya lebih mendominasi –ed), bertanduk. Beliau menyembelih kedua (kambing) tersebut dengan tangan beliau . Beliau membaca basmalah dan bertakbir serta meletakkan kaki beliau di atas badan kedua (kambing) itu.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)

  • Mewajibkan untuk membayar infaq (iuran bulanan) yang memberatkan untuk program kesesatan mereka.

Ini di antara kesesatan NII KW IX mewajibkan membayar iuran tiap bulan, sehingga tak sedikit dari pengikutnya yang berbohong dan mencuri untuk mengejar target infaq bulanan. Di dalam Islam shadaqah yang diwajibkan hanyalah zakat atau seseorang sengaja bernadzar untuk bershadaqah. Adapun selainnya adalah shadaqah thatawu’ (dianjurkan) sesuai dengan kelapangan dan keinginannya untuk bershadaqah dan menyalurkannya ke tempat yang benar. Bukan untuk progam kesesatan, seperti progamnya NII ?!

وَلا تَعَاوَنُوا عَلَى الإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ

“…dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran…” (Qs. al-Maidah [5] : 2)

  • Dan lain-lain.

Ketiga : Dalam masalah mu’amalah

  • Berbohong

Tak jarang karena infaq yang harus diberikan oleh seorang anggota NII KW IX tiap bulannya, akhirnya ia atau pemimpinnya memberi trik untuk berbohong kepada orang tua atau yang lainnya dalam rangka untuk mencapai target uang untuk iuran tiap bulan.

Dari Ibnu Masud radhiyallaahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa salam bersabda :

إنّ الصدق يهدي إلى البرّي وإنّ البرّي يهدي إلى الجنّة وإنّ الرجل ليصدق حتّى يكون صدّيقا وإنّ الكذب يهدي إلى الفجور وإنّ الفجور يهدي إلى النّار وإنّ االرجول ليكذب حتّى يكتب عند الله كذّابا

“Bahwa kejujuran mengantarkan kepada kebaikan, dan kebaikan mengantarkan kepada surga dan bahwasanya seorang senantiasa berkata jujur sampai ditulis di sisi Allah sebagai seorang yang jujur. Dan bahwasanya kebohongan mengantarkan kepada kejahatan dan kejahatan mengantarkan kepada neraka dan bahwasanya seseorang senantiasa berkata bohong sampai ditulis di sisi Allah sebagai pembohong.” (HR. Bukhari dan Muslim)

  • Mencuri

Tak sedikit mantan anggota NII yang bertaubat mengkisahkan bahwa dulu ia pernah mencuri untuk memenuhi target setoran yang diwajibkan oleh pimpinannya. Atau mengajurkan anggotanya untuk mencuri. Adakah kesesatan yang lebih jelas dari pada ini.

Allah Ta’aalaa berfirman :

وَالسَّارِقُ وَالسَّارِقَةُ فَاقْطَعُوا أَيْدِيَهُمَا جَزَاءً بِمَا كَسَبَا نَكَالًا مِنَ اللهِ وَاللهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ

“Adapun orang laki-laki maupun perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) balasan atas perbuatan yang mereka lakukan dan sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah yang Maha Perkasa dan Bijaksana.” (Qs. al-Maidah : 38)

  • Dan lain-lain

Kesimpulannya agama mereka adalah dibangun di atas main-main, menafsirkan sebuah syari’at agama ini sesuai dengan hawa nafsunya dan kepentingannya. NII KW IX sesat dan menyesatkan dan Abu Toto Panji Gumilang seorang Dajjal (pendusta) yang menipu ummat atas nama agama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar