FlashVortex

Rabu, 05 Desember 2012

My Graduation Day




Alhamdulilah, ternyata sudah 4 tahun lamanya aku menuntut ilmu di Universitas ini. Kelulusanku terhitung tepat 4 tahun diawali tanggal 01 Agustus 2008 dan ditutup tanggal 30 Juli 2012. Banyak kenangan yang terukir disini, di kampus ini, si miniatur indah Indonesia. Bangku kuliah yang mengajarkan tentang toleransi antar umat beragama, suku berbeda-beda, bahasa/dialek lokal bermcam-macam, serta memahami watak semua manusia campur aduk disini. Namun, aku senang karena mereka aku menjadi seperti ini. Lingkungan pula sedikit membentuk karakterku lebih baik lagi.
Kehidupan organisasi mengajarkanku untuk bekerja professional, cekatan, dan kritis. Persahabatan yang pernah kujalani pun diawal-awal aku menginjak bangku kuliah (2008-2009, red) mengajarkanku tentang arti persahabatan, rela berkorban, dan ukhuwah fillah. Walaupun pada akhirnya, saya anggap berakhir itu semua.
Bagaimana rasanya berpikir untuk menuntut ilmu lebih keras lagi, susahnya mengerjakan laporan sampai siap bergadang tengah malam, bentakan dan tekanan dari dosen pembimbing skripsi. Itu semua adalah warna kawan. Warna hidup yang akan selalu ku kenang selamanya. Tanpa mereka pun ilmu yang kusimpan dalam pikiranku tak mungkin lebih banyak dari sebelumnya. Tinggal bagaimana kita sebagai insan manusia sebaik-baiknya mampu mengamalkan ilmu kita bagi masyarakat luas.
Dan akhirnya aku persembahkan gelar ini pada tanggal 20 Oktober 2012 kepada kedua orang tuaku sebagai ucapan terima kasih telah membesarkanku mulai aku kecil hingga detik ini. Aku tahu ada air mata yang turun mengalir pipi wajah kalian, pa ma. Biarkanlah air matamu turun sebagai bentuk rasa syukurmu ke hadirat ilahi karena telah melihat putra pertamanya lulus sebagai seorang sarjana. Ini mimpi kalian, ini harapan kalian, aku tahu itu. Oleh sebab itu pa ma, kupersembahkan hadiah ini untukmu. Maafkan anakmu ini jika masih kurang berbakti kepadamu. Insya allah, jika Allah memberikanku kesempatan kembali, maka aku akan berikan hadiah lagi 2 tahun dari sekarang. Insya Allah

Ucapan terima kasih kepada :
  1. Allah Swt, Rabbku yang selalu menguatkanku, kepadaMu hamba bersimpuh dan memohon dikabulkan setiap mimpi-mimpiku
  2. Kedua orang tuaku, papa mama yang membesarkanku tanpa pernah mengenal lelah
  3. Adik-adikku, dedi dimas
  4.  Seseorang yang pernah kuanggap sahabat 4 tahun lalu atas kenangannya yang diberikan kepadaku sehingga aku kini lebih dewasa
  5. Rekan-rekan seperjuanganku kuliah angkatan 2008 selama 4 tahun lamanya kita arungi perjuangan menuntut ilmu ini bersama-sama
  6. Adik dan kakak tingkat yang mengisi warna-warni hidupku di organisasi
  7. Dosen-dosen Jurusan Kimia Universitas Brawijaya atas ilmu yang diberikan padaku
  8. Semua pihak yang ikut memberikan warna dalam hidupku 4 tahun lamanya (2008-2012, red). Terima kasih atas segalanya


 Malang
06 Desember 2012

                                      
Bersama Keluarga 
 Bersama Papa dan Mama
 Bersama adik-adikku
 Bersama Dosen Kimia
 Bersama Dosen Pembimbing Skripsi
Ijazahku
My Graduation Day 
 My Graduation Day


Kamis, 20 September 2012

Warna-warni PON XVIII Riau 2012



Olahraga memang dinamis. Semboyan citius altius fortius yang berarti lebih cepat, lebih tinggi dan lebih kuat, adalah rohnya olahraga. Siapa yang lebih cepat dan lebih kuat adalah orang-orang yang patut mendapat derajat lebih tinggi. Gelar sebagai juara pantas disandang. Sejak PON dibawa ke luar Jakarta, kumpulan atlet ibukota negara ini, tidak lagi melulu menjadi kumpulan yang terbaik. Akan tetapi, DKI Jakarta tetap diperhitungkan sebagai barometer olahraga. Hanya saja, pertarungan merebut gelar bergengsi dalam dunia olahraga nasional, semakin ketat.
PON ke-15 tahun 2000, tatkala Jawa Timur yang menjadi tuan rumah, sukses meruntuhkan dinasti DKI untuk merebut juara umum. Empat tahun kemudian, DKI bangkit di PON Sumsel 2004 untuk mengambil alih mahkota yang hilang. Jawa Timur pun tidak diam, pada PON Kalimantan Timur 2008, piala juara umum kembali dibawa ke negeri para arek itu. Di Riau tahun ini, perebutan tahta terbaik olahraga nasional menjadi lebih seru dan dinamis. Sejak awal pelaksanaan, posisi perolehan medali menjadi ajang salip-menyalip. Ibarat tarung MotoGP, posisi tiga besar, silih berganti dikuasai oleh Jawa Timur, Jawa Barat, dan DKI Jakarta. Tuan rumah Riau memang sempat unggul di hari-hari pertama, namun kondisi itu lebih disebabkan laga final belum banyak.
Di awal, start DKI Jakarta tampak terseok-seok, sementara Jawa Barat dan Jawa Timur lebih unggul. Menjelang hari-hari terakhir, Jawa Timur, justru tersendat-sendat dan kebalikannya, DKI Jakarta tampil perkasa. Perlahan dan pasti, DKI Jakarta menyodok mengejar Jawa Barat. Penentuan juara umum baru dapat ditentukan pada lap terakhir menjelang penutupan. Pada saat finish, DKI Jakarta akhirnya mengungguli calon tuan rumah PON 2016, Jawa Barat, dengan 108 medali emas, 101 perak dan 110 perunggu. Jawa Barat menjadi runner up dengan selisih enam emas, atau lengkapnya 102 emas, 76 perak dan 102 perunggu. Adapun sang juara bertahan, Jawa Timur harus puas bertengger di posisi ketiga dengan 85 emas, 87 perak dan 83 perunggu. DKI Jakarta unggul dalam cabang-cabang  senam (13 emas), aerosport (8 emas), akuatik (7 emas), atletik, wushu, golf, boling dan selam masing-masing (6 emas), biliar (5 emas), catur, judo, tenis dan sepatu roda masing-masing (4 emas), taekwondo, layar, kempo dan karate masing-masing (3 emas).
Secara keseluruhan, DKI Jakarta meraih emas 29 cabang, dari 39 cabang yang diikuti. Jawa Barat perkasa dari cabang renang dengan 22 medali emas dari total 32 nomor yang diperlombakan. Angkat besi/angkat berat (7), atletik dan judo masing-masing (6), balap sepeda, dayung dan taekwondo masing-masing (5) serta pencak silat dan catur masing-masing (4).
Sama seperti DKI Jakarta, Jawa Barat mengumpulkan emas dari 29 cabang. Perebutan posisi level kedua, juga tidak kalah seru. Menjelang penutupan, tiga daerah, yakni Kalimantan Timur, Riau dan Jawa Tengah  masih berkutat merebut posisi keempat. Sehari sebelumnya, pada 18 September, Kalimantan Timur, berada di posisi keempat, Riau kelima, dan Jawa Tengah keenam, dengan selisih hanya satu medali emas.
Ketika seluruh pertandingan berakhir pada 19 September, baru dapat dipastikan Jawa Tengah menempati posisi keempat, Kalimantan Timur kelima, dan tuan rumah Riau keenam, dengan selisih medali emas yang sangat tipis. Jawa Tengah  tertolong perolehan dua medali emas dari bulutangkis pada hari terakhir. Kalimantan Timur, terdongkrak perolehan 14 medali emas dari cabang gulat dari total 16 emas yang diperebutkan.
Adapun Riau, kehabisan bahan bakar di garis finish. Niatan tuan rumah menempati posisi lima besar, gagal total. Padahal, Gubernur Riau Rusli Zainal sempat melontarkan wacana menjadi juara umum.


Pembinaan jangka panjang
Sangat menarik mengkaji perolehan umum medali di PON Riau ini. Kemenangan DKI Jakarta, tidak terlepas dari pembinaan jangka panjang yang dilakukan para pengurus olahraganya semenjak kekalahan di Kalimantan Timur 2008. Ketua Kontingen DKI, Eddy Widodo mengungkapkan, sepulang dari Kalimantan Timur, DKI Jakarta langsung melakukan evaluasi besar-besaran terhadap seluruh cabang olahraga. Pemusatan latihan daerah sudah dimulai pada tahun 2009. Beberapa cabang berlatih di luar negeri dan memberi kesempatan try out kepada atlet untuk menambah jam terbang pertandingan.
Bukan hanya prestasi, soal pendukung di arena pertandingan pun dipikirkan DKI Jakarta. Mereka merekrut puluhan pemuda Riau asli, untuk menjadi pemimpin para suporter, dengan program semacamtraining for traineers di Jakarta. Para pemuda itu diberi pelatihan menyanyikan lagu-lagu yang dapat membangkitkan rasa patriotisme dan heroisme atlet.
Setelah melewati program di Jakarta, puluhan pemuda itu merekrut timnya sendiri di Riau. Mereka kemudian bergabung dengan suporter asal Jakarta, untuk menghidupkan suasana arena pertandingan setiap atlet DKI Jakarta bertanding. Tidak heran apabila suporter DKI menjadi kelompok paling simpatik dan berkesan selama penyelenggaraan PON Riau. Meski sukses menjadi juara umum, Eddy menyatakan masih banyak cabang yang tidak memenuhi target. "Seusai PON Riau ini pun kami akan melakukan evaluasi besar-besaran lagi. Beberapa cabang seperti renang, pencak silat, menembak, ski air dan tinju tidak memenuhi target. Di Riau, kami memiliki 101 medali perak, atau mengalami kekalahan di partai final. Ini yang akan kami evaluasi lagi," ujar Eddy.
Jawa Timur sebenarnya mempersiapkan hal serupa seperti DKI. Bahkan menurut Ketua Harian KONI Jawa Timur, Dhimam Abror, dua tahun menjelang PON, tim aju Jawa Timur sudah meneliti kondisi penginapan atlet di kota-kota lokasi pertandingan. Mereka menyewa beberapa rumah di Pekanbaru, dan mempersiapkan penginapan cadangan. Ketika  ternyata penginapan atlet bermasalah dan kurang memenuhi standar, Jawa Timur tidak terlalu ribut. Mereka dengan tenang memindahkan atletnya ke tempat yang sudah disediakan jauh-jauh hari. Kegagalan Jawa Timur di Riau, kata Dhimam, murni masalah internal. Jawa Timur kurang dapat mengantisipasi perubahan nomor-nomor pertandingan setelah PON Kalimantan Timir 2008. "Banyak nomor andalan kami yang tidak dipertandingkan lagi. Misalnya, panahan dari 24 nomor di Kalimantan Timur, menciut menjadi 12 nomor di Riau. Aeromodeling dari 12 menjadi tujuh. Ski air, nomor jumping putra dan putri yang merupakan andalan Jawa Timur tidak dipertandingkan, padahal di SEA Games nomor ini ada," kata Dhimam. 
Jawa Timur betul-betul terhenyak melihat kebangkitan renang Jawa Barat. Tulang punggung cabang renang Eni Susilowati, Fibriyani Ratna Marita, Omar Suryaatmaja dan Erlina Yacob yang menyumbangkan 16 emas di Kalimantan Timur 2008, gagal total mempertahankan kedigdayaannya. Jawa Timur tidak mendapat satu medali emas pun di Riau.
Jawa Barat memang panen emas di kolam renang. Lebih dari dua pertiga emas kolam renang (22 dari 32 emas), direbut perenang andal Jawa Barat yang dimotori Glenn Victor, Ressa Kania Dewi, Triadi Fauzi, dan Yessy V Yosaputra. Keperkasaan Jawa Barat meluluhlantakkan harapan Jawa Timur dan DKI Jakarta. Ketua KONI Jawa Barat, Azis Syarif  mengakui, renang memang mendongkrak perolehan medali tim Tanah Pasundan itu. Namun, bukan berarti cabang lain tidak ikut memberikan sumbangsih. Sumbangan dari cabang lain seperti judo, balap sepeda, dayung dan cabang-cabang lainnyanya sangat berarti.
Jawa Barat memulai pelatihan untuk PON semenjak tahun 2010. Selama tiga bulan menjelang PON, sembilan cabang berlatih intensif di Korea Selatan. Program itu termasuk memakai jasa pelatih Negeri Ginseng itu. Hasilnya sangat signifikan. Beberapa cabang menunjukkan hasil menggembirakan, semisal menembak menyumbang dua emas, dari semula hanya perunggu, judo menjadi juara umum dengan enam emas dan beberapa emas lainnya. Menurut Azis, Jawa Barat akan melanjutkan trend peningkatan prestasi di PON Riau, saat menjadi tuan rumah tahun 2016. Target Jawa Barat sudah pasti menjadi juara umum.
Jawa Tengah beruntung dapat menduduki posisi keempat. Hal itu lebih disebabkan tuan rumah, "malu-malu" mendatangkan atlet luar daerah, seperti kelakuan Kalimantan Timur saat menjadi tuan rumah dahulu. Gubernur Riau, Rusli Zainal sebenarnya melanggar janjinya, dengan mengatakan tidak akan membeli atlet dari luar Riau. Kenyataannya, beberapa atlet Riau, seperti I Gede Siman (renang), Yon Mardiono (tenis meja), Asmaul Husna (karate), David Agung (tenis) yang menyumbangkan emas adalah atlet luar yang dibeli. Pantas saja, apabila Riau mampu meraih medali cabang-cabang  itu untuk pertama kalinya dalam sejarah PON.
Adapun Kalimantan Timur harus sangat berterima kasih kepada Suryadi Gunawan. Mantan pegulat nasional yang kini menjadi pelatih itu, sukses mempertahankan kejayaan olahraga adu otot itu untuk tetap berada di Kalimantan Timur selama hampir seperempat abad. Kalimantan Timur merupakan satu-satunya mantan tuan rumah PON di luar Jawa, yang mampu tetap bercokol di urutan lima besar. Sewaktu menjadi tuan rumah tahun 2008, Kalimantan Timur memang mengungguli Jawa Barat untuk menduduki posisi nomor urut tiga dengan perolehan 116 emas, di bawah Jawa Timur dan DKI Jakarta. Namun harap diingat, prestasi besar itu disebabkan Kalimantan Timur membeli setidaknya 144 atlet berprestasi nasional sebelumnya. Di Riau 2012, inilah prestasi Kalimantan Timur sesungguhnya.
Jadi, begitulah ketatnya persaingan untuk menuju puncak. Meskipun didera dilema dan prahara, PON Riau 2012 patut diberi apresiasi sebagai PON paling dinamis dalam persaingan menuju yang terbaik.




Lambang PON XVIII di Riau 2012


Maskot PON XVIII Riau 2012


 Gubernur Riau Ikut Menyemarakkan PON XVIII


Cabang Olahraga PON XVIII dan Stadion Utama Pekanbaru Riau


Upacara Pembukaan PON XVIII Riau


 Gegap Gempita Stadion Utama Riau dalam PON XVIII


Selanjutnya : PON XIX di Jawa Barat tahun 2016


Sumber : www.kompas.com (Riau, PON Paling Dinamis)


Selasa, 18 September 2012

Keutamaan dalam menjalin sebuah ukhuwah




Berbicara ukhuwah maka tak usahlah menganggap kalau ia terjadi ketika ada sekumpulan manusia yang banyak atau ukhuwah bisa terjadi ketika minimal ada dua orang. Namun sesungguhnya ukhuwah islamiyah mengikat dimensi yang beragam melewati ruang dan waktu dan tak terbatalkan karena hanya ada satu orang dalam pelakunya. Ketika satu orang maka kerja ukhuwah pun sangat mungkin bisa di lakukan, jadi ukhuwah islamiyah merupakan sesuatu yang menakjubkan. Namun ikatan ini adakalanya kita akan mendapati berbagai tingkatan kualitas. Adakalanya ikatan ini melemah namun sejatinya ikatan ini merupakan ikatan kokoh yang akan di bawa sampai ke syurga. Ketika ikatan ini lemah kita tak menjadikan ada kesalahan dalam talinya namun ketika itu terjadi sebenarnya keimanan lah yang sedang compang-camping. Ukhuwah akan Allah berikan ujian dalam proses memperkuat ikatannya. Dalam kehidupan sehari-hari begitu banyak virus ukhuwah yang akan menyerang ukhuwah dan ini perlu kita waspadai.
Pernah kita dapati kondisi dimana ukhuwah ini tercederai sehingga ikatannya melemah terseok-seok dan tertatih membawa pelakunya semakin menjauhi Allah SWT. Beberapa ikhwah bahkan sampai dengan penuh kesadaran sengaja memutuskan ikatan nan agung ini dan tentunya kita berlindung kepada Allah rabbul ‘alamin agar di jauhkan dari kondisi ini. Betapa sering didapati pergesekan antar satu ikhwah dengan ikhwah yang lain. Kita juga mungkin pernah melakukan kesalahpahaman dalam beberapa interaksi kita. Banyak terkaan pribadi yang sesungguhnya ia jauh dari nilai kebenaran dan hanya menzhalimi sesama saudara seiman kita. Ketika terjadi beberapa kondisi memprihatinkan itu maka alangkah bijaknya ketika kita bermuhasabah melakukan evaluasi dalam menata ikatan yang begitu tinggi ini. Mari senantiasa kita buka kembali lembaran mendasar tentang ukhuwah yang begitu indah ini:

Pertama, tengoklah bahwa dalam lembaran mendasar. Dibangun atas dasar apakah ukhuwah islamiyah itu? Karena ketika ikatan ini di bangun bukan atas dasar yang benar maka tentunya pondasi ini akan mudah di gempur dan tak akan kuat menopang orang yang berhimpun di dalamnya. Ustadz Hasan menyatakan bahwa Ukhuwah Islamiyah adalah keterikatan hati dan jiwa satu sama lain dengan ikatan Aqidah. Jadi asas yang di bangun dalam ukhuwah Islamiyah adalah azas aqidah atau berdiri di atas landasan Islam sehingga semuanya berada dalam lingkup Pengakuan, ketundukan pada risalah Islam melalui Rasul SAW yaitu syariat Islam.
Firman Allah:
"Dan berpegang teguhlah kamu pada tali agama Allah dan jangan kamu bercerai-berai (Qs Ali Imran)".
Hal ini di buktikan dengan seberapa dalam kita teguh berpegang pada tali Allah dalam berukhuwah menurut Ibnu Katsir dalam menafsirkan kata tali Allah adalah Al-Qur’an. Jadi seberapa jauh ikatan kita ini dalam pemenuhan hak ukhuwah dan melakukan kerja-kerja ukhuwahnya mengimplementasikan nilai-nilai Al-Qur’an.
Keduabukalah kembali mata kita dan mata hati kita bisa jadi kita sedang tertipu dan terkecoh posisi kita bisa jadi sedang di luar lingkaran ukhuwah Islamiyah. Mungkin kita terjebak terperosok ke dalam lingkaran lubang ikatan-ikatan yang lain yang itu sesungguhnya merupakan bukan ukhuwah Islamiyah melainkan ukhuwah jahiliyah. Mari kita review kembali bab ukhuwah ini. Di dunia ini ada beberapa ikatan yang ini dilekatkan pada diri manusia.
Ada 4 jenis ikatan yang mampu menghimpun manusia, yaitu:
1.      Ikatan mashlahiyah
Yaitu manusia berhimpun karena menginginkan maslahat yang sama ikatan ini terputus ketika maslahat tidak diperoleh. Misal: orang menikah karena kecantikan maka ikatan pernikahan itu hilang atau pudar seiring pudarnya kecantikan fisik yang di makan zaman.
2.      Ikatan ruhiyah bi laanidzom
Yaitu orang berhimpun dengan ikatan keagamaan tanpa aturan/sistem yang mengatur masyarakat. Beberapa agama kecuali Islam tidak mempunyai sistem yang takamul (sempurna) mengatur urusan umatnya. Bahkan Islam sendiri ketika pemeluknya tidak berislam dengan kaffah maka bisa saja termasuk ke dalam ikatan ini.
3.      Ikatan rabithah wathoniyah/ashobiyah (nasionalisme)
Yaitu orang berhimpun, terikat satu sama lain dan merasa bersaudara karena tinggal dalam satu wilayah Agama, Suku, Ras dan lain-lain. Ikatan ini membawa dampak buruk misal muslim Indonesia hanya peduli sesama muslim yang berada di negara Indonesia saja tak mempedulikan saudaranya yang sedang memikul perjuangan pembebasan di Palestina. Terjadinya Permusuhan, perperangan antara negeri muslim dan Terpecahnya kaum muslimin menjadi lebih dari sekitar 50 negara
4.      Ikatan mabda’iyah (ideologis)
Inilah ikatan dimana posisi ukhuwah islamiyah itu sejatinya berada. Yaitu ikatan yang dibangun atas asas aqidah Islam dan syariat perintah Allah swt dan Rasulullah saw. Ikatan yang terputus oleh dimensi ruang dan waktu tidak tersekat oleh teritorial dan perbedaan warna kulit dan bahasa. Di dalam nya ada bahasa persatuan yaitu bahasa Al-Qur’an.

Ketiga, tataplah kembali kerja-kerja ukhuwah berupa pemenuhan hak-hak ukhuwah yang seharusnya kita dan saudara kita dapatkan dan merasakannya bersama. Izinkan saya kembali menutipkan beberapa kerja ukhuwah. Beberapa kerja ukhuwah Islamiyah di antaranya:

1. Katakan bahwa Anda mencintai saudara Anda

عَنِ النَّبِيِّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ قَالَ: إِِذَا أَحَبَّ الرَّجُلُ أَخَاهُ فَلْيُخْبِرْهُ أََنَّهُ يُحِبُّهُ
Rasulullah SAW bersabda, “Apabila seseorang mencintai saudaranya, hendaklah dia mengatakan cinta kepadanya.” (Abu Dawud dan Tirmidzi, hadits shahih)

عَنْ اَنَسٍ: اَنَّ رَجُلاً كَانَ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ فَمَرَّ رَجُلٌ فَقَالَ: يَا رَسُوْلُ اللهِ اِنّي لأحِبُّ هَذَا فَقَالَ لَهُ النَّبِيُّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ أَعْلَمْتَهُ؟ قَالَ: لا، قَالَ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ: أعْلِمْهُ فَلَحِقَهُ فَقَالَ: إِنِّي أُحِبُّكَ فِى اللهِ فَقَالَ: أَحَبَّكَ الَّذِي أَحْبَبْتَنِى لَهُ

Anas RA mengatakan bahwa seseorang berada di sisi Rasulullah SAW, lalu salah seorang sahabat melewatinya. Orang yang berada di sisi Rasulullah tersebut mengatakan, “Aku mencintai dia, ya Rasulullah.” Lalu Nabi bersabda, “Apakah kamu sudah memberitahukan dia?” Orang itu menjawab, “Belum.” Kemudian Rasulullah SAW bersabda, “Beritahukan kepadanya.” Lalu orang tersebut memberitahukannya dan berkata, “Sesungguhnya aku mencintaimu karena Allah.” Kemudian orang yang dicintai itu menjawab, “Semoga Allah mencintaimu karena engkau mencintaiku karena-Nya.” (Abu Dawud, dengan sanad shahih). Jadi, jangan tunda lagi. Katakan cinta kepada orang yang Anda cintai.

2. Minta didoakan dari jauh saat berpisah
عَنْ عُمَرَبْنِ الْخَطَابِ قَالَ: اِسْتَأْذِنْتُ النَّبِيَّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ فِى الْعُمْرَةِ فَأَذِنَ لِي فَقَالَ: لاَ تَنْسَنَا يَا اُخَيَّ مِنْ دُعَائِكَ فَقَالَ: كَلِمَةً مَا يَسُرُّنِى أَنَّ لِى بِِهَا الدُّنْيَا، وَفِى رِوَايَةٍ قَالَ: أَشْرِكْنَا يَا أُجَيَّ فِى دُعَائِكَ

Umar bin Khaththab berkata, “Aku minta izin kepada Nabi Muhammad SAW untuk melaksanakan umrah, lalu Rasulullah SAW mengizinkanku.” Beliau bersabda, “Jangan lupakan kami, wahai saudaraku, dalam doamu.” Kemudian ia mengatakan satu kalimat yang menggembirakanku bahwa aku mempunyai keberuntungan dengan kalimat itu di dunia. Dalam satu riwayat, beliau bersabda, “Sertakan kami dalam doamu, wahai saudaraku.” (Abu Dawud dan Tirmidzi, hadits hasan shahih)

قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ: مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُوْ لِأَخِيْهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ إِلاَّ قَالَ الْمَلَكُ : وَلَكَ بِمِثْلٍ

Rasulullah SAW bersabda, “Tidak seorang hamba mukmin yang berdoa untuk saudaranya dari kejauhan melainkan malaikat berkata, ‘Dan bagimu seperti itu’.” (Muslim)

3. Bila berjumpa, tunjukkan wajah gembira dan senyuman

قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ: لاَ تَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُفِ شَيْئاً وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلِيْقٍ

Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah kamu meremehkan kebaikan apapun, walaupun sekadar bertemu saudaramu dengan wajah ceria.” (Muslim)

4. Berjabat tangan dengan erat dan hangat

Berjabat tanganlah acapkali bertemu. Sebab, Rasulullah SAW bersabda, “Tidak ada dua orang muslim yang berjumpa lalu berjabat tangan melainkan keduanya diampuni dosanya sebelum berpisah.” (Abu Dawud)

قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ: مَا مِنْ مُسْلِمِيْنَ يَلْتَقِيَانِ فَيَتَصَافَحَانِ إِلاَّ غُفِرَ لَهُمَا قَبْلَ أَنْ يَتَفَرَّقَا

5. Sering-seringlah berkunjung

Nabi Muhammad SAW bersabda, “Allah SWT berfirman, ‘Pasti akan mendapat cinta-Ku orang-orang yang mencintai karena Aku, keduanya saling berkunjung karena Aku, dan saling memberi karena Aku’.” (Imam Malik dalam Al-Muwaththa’)

6. Ucapkan selamat saat saudara Anda mendapat kesuksesan

عَنْ اَنَسٍ بن مالك قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ: مَنْ لَقِيَ أَجَاهُ بِمَا يُحِبُّ لِيَسُرَّهُ ذَالِكَ سَرَّةُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Anas bin Malik berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa bertemu saudaranya dengan membawa sesuatu yang dapat menggembirakannya, pasti Allah akan menggembirakannya pada hari kiamat.” (Thabrani dalam Mu’jam Shagir)
Jadilah Anda orang yang paling pertama mengucapkan selamat kala saudara Anda menikah, mendapat anak, menempati rumah baru, pergi haji, naik jabatan, dan lain-lain.

7. Berilah hadiah terutama di waktu-waktu istimewa

عَلَيْكُمْ بِالْهَدَايَا فَإِنَّهَا تُوْرِثُ الْمَوَدَّةَ وَتُذْهِبُ الضَّغَائِنَ

Hadits marfu’ dari Anas bahwa, “Hendaklah kamu saling memberi hadiah, karena hadiah itu dapat mewariskan rasa cinta dan menghilangkan kekotoran hati.” (Thabrani)

عَنْ عَائِشَةَ: تَهَادَوْا تَحَابُّوْا

Thabrani juga meriwayatkan hadits marfu’ dari Aisyah RA bahwa, “Biasakanlah kamu saling memberi hadiah, niscaya kamu akan saling mencintai.”

8. Berilah perhatian dan bantu keperluan Saudara Anda

قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ: مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِى الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ، وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللهُ فِى الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ، وَاللهُ فِى عَوْنِ الْعَبْدِ مَادَامَ الْعَبْدُ فِى عَوْنِ اَخِيْهِ.

Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang melepaskan kesusahan seorang mukmin di dunia niscaya Allah akan melepaskan kesusahannya di akhirat. Siapa yang memudahkan orang yang kesusahan, niscaya Allah akan memudahkan (urusannya) di dunia dan di akhirat. Siapa yang menutupi (aib) seorang muslim, niscaya Allah akan menutupi (aibnya) di dunia dan di akhirat. Dan Allah selalu menolong hamba-Nya jika hamba tersebut menolong saudaranya.” (Muslim) Karena itu, jadikan diri Anda orang yang paling dahulu membantu kala saudara Anda membutuhkan.

Ketika ukhuwah kita sedang melemah maka lakukanlah lebih banyak lagi kerja-kerja ukhuwah itu. Dan tentunya mari kita renungkan sudahkah kita ungkapan kecintaan kita itu pada saudara kita? Seberapa sering kita meminta doa kepada saudara kita dan mendoakan mereka? Wajah maniskah yang sering kita tunjukkan ketika kita bermuwajahah bertatap muka dengan saudara kita? Seberapa seringkah dan setulus apakah senyum yang kita berikan untuk saudara kita? Sehangat dan seerat apakah tangan kita menjabat tangan mereka? Masih seringkah kita mengunjungi mereka? Pernahkah kita senang dan mengucapkan selamat atas kebaikan dan keberuntungan yang didapat saudara kita? Seberapa perhatiankah kita terhadap mereka? Seberapa seringkah kita saling memberi hadiah? Menawarkan bantuan? Lupakah kita dengan itsarnya para pasukan muslim yang sedang sekarat kehausan dan akhirnya Allah swt mensyahidkan mereka secara bersama di terik padang pasir. Atau kita juga lupa dengan kisah pasukan musuh yang lari terbirit-birit menciut mentalnya karena menyaksikan berebutnya dan berlombanya pasukan muslim mereka masuk ke dalam sungai dengan serempak karena hendak mengambil salah alat makan seorang pasukan yang terjatuh ke sungai.
Mungkin ini hanya sebuah renungan untuk kita basahi sejenak pikir dan rasa kita dalam berukhuwah. Sesungguhnya bukan ukhuwah yang sedang melemah melainkan kondisi iman kita sedang berada pada kondisi futur. Bukan ukhuwah kita yang salah melainkan compang-campingnya iman kita. Karena hakikat dari ukhuwah Islamiyah adalah keimanan itu sendiri. Tetaplah semangat memperbaharui hembusan angin segar dalam ikatan ukhuwah. Istiqamahlah untuk senantiasa berhimpun dalam lingkaran nan indah itu. Inilah hubungan yang paling tinggi di antara sesama hamba. Inilah ikatan yang akan menjadikan kita selalu bersama dalam dekapan ukhuwah menebar senyum terindah di bumi dan menuai panen keberkahan sampai di surga kelak sampai kembali di himpun bersama di tempat terindah di dalam JannahNya.