- Staf KKN Desa Penataran : klik disini untuk download
- Jurnal Kegiatan KKN Desa Penataran : klik disini untuk download
- Laporan Akhir KKN Desa Penataran : klik disini untuk download
Hingga Waktu Yang Tak Pasti Aku Akan Menanti Hadirnya Sahabat Sejati dan Istri Yang Sholehah. Aku Percaya mereka akan datang padaku suatu hari nanti. Insya Allah
FlashVortex
Minggu, 26 Juni 2011
Download : Arsip KKN FMIPA Universitas Brawijaya Malang
Rabu, 22 Juni 2011
Doa Mohon Diberikan Akhlak yang Baik
Oleh: Badrul Tamam
اللَّهُمَّ أَحْسَنْتَ خَلْقِي فَأَحْسِنْ خُلُقِي
"Ya Allah, sebagaimana Engkau telah memperindah rupaku maka perindahlah pula akhlakku."
اللَّهُمَّ حَسَّنْتَ خَلْقِي فَحَسِّنْ خُلُقِي
"Ya Allah, sebagaimana Engkau telah memperindah rupaku maka perindahlah pula akhlakku."
اللَّهُمَّ حَسَّنْتَ خَلْقِي فَحَسِّنْ خُلُقِي وَحَرِّمْ وَجْهِي عَلَى النَّارِ
"Ya Allah, sebagaimana Engkau telah memperindah rupaku maka perindahlah pula akhlakku, dan haramkan wajahku tersentuh neraka."
Status Riwayat
Doa pertama diriwayatkan dari Aisyah dan Ibnu Mas'ud Radhiyallahu 'Anhuma bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam biasa berdoa:
اللَّهُمَّ أَحْسَنْتَ خَلْقِي فَأَحْسِنْ خُلُقِي
"Ya Allah, sebagaimana Engkau telah memperindah rupaku maka perindahlah pula akhlakku." (HR. Ahmad IV/68, 155 dengan isnad shahih. Al-Haitsami berkata dalam Al-Majma', bahwa hadits tersebut diriwayatkan Imam Ahmad dan perawi-perawinya adalah perawi-perawi yang shahih. Dinukil dari komentar Syaikh al-Albani dalam al-Irwa'.)
Sedangkan doa kedua diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud yang berkata: Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam pernah berdoa:
اللَّهُمَّ حَسَّنْتَ خَلْقِي فَحَسِّنْ خُلُقِي
"Ya Allah, sebagaimana Engkau telah memperindah rupaku maka perindahlah pula akhlakku." (HR. Ibnu Hibban dalam Shahihnya no. 964, Abu Ya'la al-Mushili dalam Musnadnya no. 4944. Dan Dishahihkan oleh Al-Albani dalam Irwa' al-Ghalil no. 74)
Sementara doa ketiga dengan tambahan di akhirnya, terdapat dalam riwayat Ibnu Mardawaih:
اللَّهُمَّ حَسَّنْتَ خَلْقِي فَحَسِّنْ خُلُقِي وَحَرِّمْ وَجْهِي عَلَى النَّارِ
"Ya Allah, sebagaimana Engkau telah memperindah rupaku maka perindahlah pula akhlakku dan Haramkan wajahku tersentuh neraka." (Dishahihkan oleh Al-Albani dalam Irwa' al-Ghalil no. 74)
Kapan Dibacanya?
Tidak ada keterangan yang menghususkan, baik dari tempat maupun waktu, dalam membaca doa tersebut. Maka doa di atas bisa dibaca kapan saja, saat merenung, menunggu adzan dan iqamah, saat bercermin, menyisir rambut, saat berada di masjid, dan tempat lainnya. Sedangkan riwayat yang menghususkannya pada saat bercermin adalah lemah. Sehingga tidak boleh dijadikan sebagai takhsis dan taqyid terhadap doa tersebut. Sementara siapa yang mau membacanya saat ia di depan cermin, maka tidak apa-apa. (Silahkan baca: Adakah Doa Khusus Saat Bercermin?)
Keterangan Doa
Sesungguhnya akhlak mulia merupakan sifat yang dimiliki oleh para nabi, shiddiqin, dan shalihin. Dengan akhlak mulia tersebut, mereka mendapatkan derajat yang tinggi, dan kedudukan terhormat. Dan Allah telah mengistimewakan Nabi-Nya Shallallahu 'Alaihi Wasallam dengan satu ayat yang mencakup akhlak terpuji dan budi pekerti yang indah padanya dalam firman-Nya:
وَإِنَّكَ لَعَلى خُلُقٍ عَظِيمٍ
"Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung." (QS. Al-Qalam: 4)
Akhlak yang baik akan membuahkan kecintaan dan kasih sayang. Bahkan bisa menutup kekurangan dan kesalahan. Sebaliknya, akhlak buruk akan menumbuhkann kebencian, permusuhan dan dengki. Dan bisa juga mengubur kelebihan dan kebaikan.
Akhlak yang baik akan membuahkan kecintaan dan kasih sayang. Bahkan bisa menutup kekurangan dan kesalahan.
Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam menyuruh untuk berakhlak baik dan selalu menjaganya. Bahkan beliau menempatkannya sejajar dengan takwa sebagai sebab yang paling banyak menghantarkan kepada surga. Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, ia berkata: Rasulullah pernah ditanya tentang sesuatu yang paling banyak memasukkan manusia ke dalam surga. "Beliau Shallallahu 'Alaihi Wasallam menjawab: "Takwa kepada Allah dan akhlak baik." (HR. al-Tirmidzi dan al-Hakim; disebutkan oleh Syaikh Al-Albani dalam al-Silsilah al-Shahihah, no. 977 dengan sanad hasan)
Akhlak baik itu seperti: menampakkan wajah berseri, memberikan kebaikan kepada orang, berkata yang baik, menghindarkan sesuatu yang bisa menyakiti orang, menahan amarah, tidak berbuat yang membahayakan orang lain, dan semisalnya.
Nabi kita Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam telah mewasiatkan kepada Abu Hurairah satu wasiat yang agung dalam sabdanya, "Wahai Abu Hurairah! Hendaknya engkau beakhlak yang baik." Lalu Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu bertanya, "Apa itu husnul khuluk (akhlak baik), wahai Rasulullah?" Beliau menjawab, "Engkau menyambung silaturahim orang yang memutuskannya darimu, memaafkan orang yang menzalimimu, dan memberi orang yang tidak mau memberi kepadamu." (HR. Al-Baihaqi)
Perhatikan keterangan hadits Nabi tentang besarnya pahala berakhlak mulia. Beliau Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda: "Sesungguhnya seseorang mendapatkan derajat orang berpuasa dan shalat malam karena akhlaknya yang mulia." (HR. Ahmad)
Diriwayatkan dari Abu Darda' Radhiyallahu 'Anhu, dari Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam, beliau bersabda:
مَا مِنْ شَيْءٍ أَثْقَلُ فِي الْمِيزَانِ مِنْ حُسْنِ الْخُلُقِ
"Tidak ada sesuatu yang dapat memperberat timbangan (kebaikan) seorang mukmin pada hari qiyamat selain kebaikan akhlaknya." (HR. Tirmidzi dan Abu Dawud)
Bahkan beliau Shallallahu 'Alaihi Wasallam menjanjikan bagi orang yang berakhlak mulia mendapatkan tempat yang lebih dekat dengannya di hari kiamat di dalam surga.
إِنَّ مِنْ أَحَبِّكُمْ إِلَيَّ وَأَقْرَبُكُمْ مِنِّيْ مَجْلِسًا يَوْمَ القِيَامَةِ أَحَسِانُكُمِ أَخْلَاقًا
"Sesunggunya orang yang paling aku cintai dan paling dekat kedudukannya denganku pada hari qiyamat adalah yang paling baik akhlaknya." (HR. Ahmad, al-Tirmidzi, dan Ibnu HIbban. Dishahihkan Syaikh Al-Albani dalam ShAhih al-Jami', no. 15350)
Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam memasukkan akhlak mulia sebagai bagian dari kesempurnaan iman dalam sabdanya:
أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا
"Orang beriman yang paling sempurna imannya adalah yang terbagus akhlaknya." (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan al-Tirmidzi)
Karena itu laksanakan wasiatnya Shallallahu 'Alaihi Wasallam,
اتَّقِ اللَّهِ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعْ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ
"Bertakwalah engkau kepada Allah di mana saja berada, dan ikutilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik niscaya perbuatan baik tersebut akan menghapuskannya, serta bergaulah bersama manusia dengan akhlak yang baik." (HR. Ahmad dan Al-Tirmidzi dari Abu Dzar dan Mu'ad bin Jabal Radhiyallahu 'Anhuma. Dihasankan Al-Imam Al-Albani rahimahullahu dalam Shahihul Jami’ no. 97)
Lalu kerjakan apa yang disabdakan beliau Shallallahu 'Alaihi Wasallam berikut ini:
أحب الناس إلى اللّه أنفعهم، وأحب الأعمال إلى اللّه عز وجل، سرور تدخله على مسلم، أو تكشف عنه كربة، أو تقضي ديناً، أو تطرد عنه جوعاً، ولئن أمشي مع أخي المسلم في حاجة أحب إليَّ من أن أعتكف في المسجد شهراً
"Manusia yang paling dicintai Allah adalah yang paling bermanfaat di antara mereka. Sedangkan amal yang paling dicintai oleh Allah 'Azza wa Jalla adalah kesenangan yang engkau masukkan dalam diri seorang muslim, atau engkau lenyapkan kesulitannya, atau membayarkan hutangnya, atau menghilangkan rasa laparnya. Sungguh sekiranya aku berjalan bersama saudaraku yang muslim untuk memenuhi kebutuhannya lebih aku sukai daripada beri'tikaf sebulan di masjid (yakni masjid Nabawi)." (HR. Thabrani; Hasan lighairi menurut Syaikh al-Albani)
Seorang muslim juga diperintahkan agar berkata yang baik dan lembut agar menjadi pemberat timbangan kebaikannya. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:
وَالْكَلِمَةُ الطَّيِّبَةُ صَدَقَةٌ
"Perkataan yang baik adalah shadaqah (berpahala)." (Muttafaq 'alaih) bahkan tersenyumpun yang tidak harus mengeluarkan tenaga besar juga diberi pahala. "Dan senyuman di wajahmu kepada saudaramu juga shadaqah (berpahala)." (HR. al-Tirmidzi)
Arahan dari Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam untuk berakhlak baik dan menghilangkan bahaya sangat banyak sekali. Bahkan sejarah hidup Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam penuh dengan teladan dalam masalah ini untuk umatnya, baik akhlak beliau terhadap diri sendiri, terhadap para istrinya, tetangganya, kaum muslimin yang lemah, terhadap mereka yang masih bodoh, bahkan terhadap orang kafir. Allah Ta'ala berfirman,
وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآَنُ قَوْمٍ عَلَى أَلَّا تَعْدِلُوا اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَى
"Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa." (QS. Al-Maidah: 8)
Indikasi seseorang berakhlak baik dan berbudi pekerti mulia dapat dilihat dalam beberapa sifatnya, antara lain: banyak rasa malunya, tidak berbuat yang menyakiti hati orang, berkata jujur, sedikit bicara, banyak berbuat, tidak sering salah dan menyimpang, tidak berlebih-lebihan, banyak berbuat baik dan menyambung silaturahim, meredahkan diri, banyak sabar dan syukur, lemah lembut, penyayang, tidak bersikap kasar, tidak banyak mencela dan mencaci, tidak mengadu domba, tidak banyak menggunjing, tidak terburu-buru, tidak iri dan dengki, mencintai karena Allah dan meridhai karenaNya, membenci karena Allah dan memusuhi karena-Nya, dan semisalnya.
Dan sesungguhnya siapa yang diberi semua ini ia telah diberi sesuatu yang sangat berharga. Oleh karenanya, hendaknya seseorang di samping berusaha memilikinya dan menanamkan dalam jiwanya, serta merealisasikan pada anggota tubuhnya, ia menguatkannya dengan memohonkan semua itu kepada Allah. Karena di tangan-Nya lah semua kebaikan. Tidak ada sesuatu yang terjadi di muka bumi ini kecuali dengan izin dan kehendak-nya. Dan di antara bentuk doa memohon akhlak mulia didapatkan dalam doa yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam di atas. Wallahu Ta'ala a'lam.
Senin, 20 Juni 2011
Suara Hati Untukmu, Wahai Kakakku
Sabtu, 18 Juni 2011
Kegiatan Bakar Ikan Nila dan UNO with Sobat-sobat GEJI
Sengaja hari ini saya kosongkan segala agenda yang aku lakukan demi menyiapkan persiapan kegiatan
Nginep Bareng with Sahabat-sahabat GEJI
hari ini. Tapi lambat laun bersama lamanya waktu : menit demi menit, jam demi jam, ko belum ada yang datang ya? mungkin yuher masih diperjalanan, iqbal nunggu yuher, mas sona masih capek karena dari kejayan, pakde eko lagi ngajar. Baiklah, saya tunggu beberapa waktu lagi sambil duduk dengan gelisah di pagar luar rumah dengan pandangan hampa ke langit (kebiasaanku g jelas). Alhamdulilah, waktu menunjukkan pukul 21.00 wib pakde eko sudah datang (bawa koper pula, aku kira mau pindahan juga. Hehe) berlanjut yuher dan iqbal, baru yang paling terakhir mas sona (maklum seharian dia harus PP Malang-kejayan sepeda motoran. Pasti capek sekali). Wuah, ternyata yuher sudah membawa :
Daging Ikan Nila, Sayur selada, dan Sambal Pedas
Subhanallah, aku dan teman2 yang lainnya bersyukur sekali dapat rejeki ini. lumayan mengisi kekosongan perut kita malam itu. Tapi, kesalahnku adalah, aku malah tidak menyiapkan apa-apa untuk acara ini. mulai dari wadah, arang, mentega, dan lain sebagainya tidak kusiapkan. namun Alhamdulilah, dengan adanya ide cemerlang dari mereka semua (salut dah buat kalian) jadilah kegiatan bakar-bakar ikan nila ini dengan perabotan yang sederhana. Mereka memang sobat-sobat yang pintar dan cerdik. Alhasil, kita dan adikku yang paling kecil menikmati hasil ikan nila bakar yang lezat bersama di balkon luar rumahku. Walaupun kita sudah kenyang, tapi tetap tancap gas untuk bersenang-senang lagi. Setelah makan bersama, kali ini aku berinisiatif untuk mengajak mereka bermain kartu
U N O
UNO (mainan lama sebenarnya. Tapi seru dan membuat kita tertarik terus memainkannya) sebuah permainan yang sangat mengasyikkan selain remi dan poker. disini kita buat peraturan yaitu, jika ada yang kalah maka dia akan ditempeli kertas label yang sudah ditulis kata-kata dari yang menang. Alhasil, kita bermain UNO sampai lelah dengan diselingi canda tawa dari pakde eko, iqbal, yuher, maupun mas sona. Subhanallah, jarang-jarang aku menemukan wajah-wajah mereka penuh semangat dan ceria. akupun jadi ikut senang dan bahagia
Waktu menunjukkan pukul 02.00 dini hari, dan aku melihat wajah mas sona dan pakde eko yang kelelahan maklum mas sona belum istirahat mulai pulang dari PI-nya di PT Nestle hingga sekarang, kalau pakde eko mungkin kecapekan ngurusin santrinya yang bandel. Hohoho. Singkat cerita, akhirnya kita ketiduran semua hingga subuh menyapa kita. Dalam mimpiku, tiba-tiba mendengar suara seperti orang melahirkan ya? Siapa itu? Langsung aku terbangun. Eh, ternyata mas sona urat kakinya kepelintir dan merintih kesakitan. Ealah, aku kira siapa yang melahirkan. Hahaha. Pagi menyapa kami yang sedang bermain UNO lagi terus-menerus (iqbal ingin membuktikan bahwa dia tidak akan tertempel kertas label karena kalah main UNO). Alhasil, yang paling banyak ditempeli kartu label katanya si iqbal (kasihan juga aku). tapi yang dilihat bukanlah arti dari kekalahannya tetapi adalah bagaimana bermain uno ala warkop. hahaha
Alhamdulilah, kegiatannya berjalan lancar walaupun aku harus segera menuju kampus untuk memberikan sambutan Kuliah tamu “Kimia Bahan peledak” dan Kunjungan BEMJ Kimia Universitas Negeri Surabaya. Sobat-sobat geji semuanya pada pulang jam10 pagi dengan keperluannya masing-masing. Senang sekali hatiku hingga saat ini bertemu mas sona, yuher, pakde eko, dan iqbal untuk berkumpul dan melepas penat yang dari segala rutinitasku. Terima kasih saudaraku semua, semoga persaudaraan ini bakal abadi hingga akhirat kelak. Amiin Ya Rabb
Thanks to :
Gazebo Kimia, UB, Malang
19 Juni 2011, 13:43 wib
aku lagi nyoba ngidupin api tapi lupa korek api
mas sona lagi ngulek-ngulek kecap cap bunul
yuher lagi asyik facebookan
iqbal mamen meminum obat anti kalah uno
Pakde eko siap menerima tantangan uno kita semua
Kamis, 16 Juni 2011
Fenomena Alam : Suara Hati Saat Gerhana Bulan
Kamis, 16 Juni 2011
Pagi dini hari 02:00 wib
Pagi ini aku terbangun dari tidurku, bukan karena memang ada niat atau rencana untuk bangun pagi-pagi benar apalagi dalam kondisi temperatur yang sampai dibawah 20 0C. saat itu, kepala dan pikiranku sudah jenuh dan frustasi melihat tugas laporan akhirku yang berjudul :
PENENTUAN KUALITAS AIR SUNGAI BRANTAS DI DESA PENDEM, KECAMATAN KARANG PLOSO, KABUPATEN MALANG
Tidak kunjung selesai. Oleh sebab itu, kuputuskan saja malam hari sebelumnya kutinggalkan laptopku dan aku langsung tertidur tanpa memedulikan laptopku yang masih menyala. Tiba-tiba saja aku terbangun pagi itu karena ada sebuah bisikan yang kuat agar aku segera bangun. Alhasil, akupun terbangun langsung dan ingat ,”oh ya, pagi ini kana ada gerhana bulan total?” kataku. Langsung saja saya lekas ke balkon luar rumahku dan mencari dimana bulan yang menghiasi langit malam itu bercokol. “oh itu dia! Subhanallah indah sekali.” Kataku lagi. Bagaimana tidak kawan, gerha
na bulan itu tertutup sempurna oleh bayangan hitam (baca: teori gejala gerhana bulan) dengan cahayanya yang kabur berwarna merah. Subhanallah Cantik sekali padahal saat itu ingatanku belum pulih 100 % setelah tertidur lama.
Segera saja aku ke kamar mandi dan mensucikan diri untuk siap-siap shalat gerhana bulan sekalian shalat isya’ (ketiduran semalam jadi terlupakan) dan shalat malam. Dan saat itu aku memiliki ide fantastis yaitu :
SHALAT GERHANA BULAN DAN SHALAT MALAM DI ATAP RUMAH BERALASKAN SAJADAH
Wuah, ini momen yang tepat dengan ide yang tepat pula. Akhirnya pun, aku menyegerakan diri memakai sarung yang super tipis, membawa sajadah, dan jaket pelindung tubuh dari hawa dingin langsung ke atas dengan menggunakan tangga seadanya. Nekat saja saat itu, toh tidak ada seorangpun yang tahu kalau ternyata ada orang di atap rumah sedang bercokol disana. Kalau sampai tahu, wuah bisa dibilang maling nantinya.
Alhamdulilah, akhirnya saya niatkan shalat gerhana dan shalat malam di atap rumah beralaskan sajadah saja menghadap barat dengan lukisan diluar sana langit yang penuh bintang-bintang dan gerhana bulan total yang berwarna merah indah. Terasa tidak ada jarak antara aku dengan Sang pencipta. Langsung tembus ke Arsy Allah swt. Dalam hati, aku merenungkan semua ini, ternyata aku begitu kecil dan tak berdaya dengan ciptaan Allah swt disana. Lihat saja dilangit itu, bintang-bintang yang menghiasi langit, angina mala mini, dan bulan yang begitu indah begitu besar dan agung padahal benda-benda alam ini termasuk bagian terkecil dari-Nya. Bagaimana dengan kita? Kita yang jauh lebih kecil dari benda-benda alam itu ? lalu, pantaskah kita menjadi :
MANUSIA YANG SOMBONG? MANUSIA YANG MERASA PINTAR? MANUSIA YANG TIDAK BUTUH DENGAN MANUSIA YANG LAINNYA ?
Padahal kita seperti sebuah debu atau di beberapa hadits rasul kita ini seperti kotoran cicak yang begitu kecil dan terlihat. Astaghfirullah, begitu banyak dosa yang hamba buat selama hidupku ini. Oleh sebb itu, pagi ini aku mendapatkan pelajaran penting dari perenungan yang aku jalani pagi ini.
Waktu terus beranjak dari tempatnya dan saat itu aku merenungi perjalanan hidupku selama ini. Aku telaah satu demi satu, begitu miris dan sakit menghiasi hari-hariku. Tragis melihat apa yang aku alami. Kesendirianku, kejenuhanku, kepenatanku, dan semuanya campur aduk dijalani aku dengan lancar selama ini. Dan akupun mengangkatkan kepalaku ke langit malam, “ Ya Allah, kuatkanlah hamba.” Tanpa terasa air mata inipun berderai kencang ketika memori-memori kehidupan ini aku buka satu demi satu. Aku ucapkan satu demi satu dengan lancar dan penuh air mata.
Untuk yang pertama
SAHABAT SEJATI YANG ADA SAAT AKU SUKA DAN DUKA. SERTA MAMPU MENUNTUN AKU MENUJU JALAN YANG LURUS YAITU JALAN ISLAM
Entah karena aku mungkin kurang bersyukur atau bagaimana. Namun hakikatnya sahabat sejati yang benar-benar ada untukku, yang selalu menguatkan kaki-kakiku ini, yang dapat membuatku tersenyum bahkan tertawa, yang mengingatkanku ketika aku salah, yang selalu mendengarkan suaraku tanpa pernah berkeluh dengan suaraku, yang terima segala kekuranganku, yang menguatkanku ketika aku ditimpa masalah, yang dimana aku ada untuknya ketika dia ditimpa cobaan, yang tanpa malu terbuka dan selalu bersama menjalani hari-hari kedepan dengan hiasan yang indah, dan yang bertahan lama hingga kita dipanggil ke hadirat Ilahi nantinya. Apakah aku sudah menemukannya? Ternyata tidak. Apa yang aku alami sekarang ini adalah rasa syukurku telah dikaruniakan orang-orang yang sempat membuatku tenang, berpribadi tangguh, dan selalu ingat kepada-Nya. Alhamdulilah. Namun, sejatinya aku sadari, aku belum mendapatkannya. Dilain sisi, akupun tahu posisiku saat ini, keadaanku, dan lingkunganku. Jika, memang inilah jalanku berjalan sendiri menelusuri jalan setapak yang berbatu seorang diri, baiklah Insya Allah aku mampu menajalani hari-hari ini seorang diri.
Untuk yang kedua
SEORANG WANITA YANG SHOLEHAH
Hingga pada detik ini, aku belum mendapatkan tambatan hatiku. Dimanakah dia berada? Hingga kini pun aku belum mengetahuinya. Lantas, aku selalu memikirkannya. Ya Allah, hamba berharap sekali mendapatkan jodoh yang sholehah, patuh kepada suami, mengetahui kewajibannya sebagai ibu bagi anak-anak hamba kelak, dan pengingatku jika hamba keliru dan pencerah rumah tangga kami. Allah, hamba yakin jodoh ada di tanganmu dan Engkau pasti akan memberikan yang terbaik untuk hamba.
Setelah itu, sisa harapan-harapanku kupanjatkan kepada-Nya :
Ketika aku memohon kekuatan, Allah memberiku kesulitan sehingga aku kuat.
Ketika aku memohon kebijaksanaan, Allah memberiku masalah untuk aku pecahkan.
Ketika aku memohon surga, Allah menghujaniku dengan ujian ujian.
Ketika aku memohon pengampunan dosa, Allah memberiku sakit.
Ketika aku memohon kesejahteraan, Allah memberiku akal untuk berfikir.
Ketika aku memohon keberanian, Allah memeberiku bahaya untuk aku atasi.
Ketika aku memohon cinta, Allah mendatangkan orang orang bermasalah untuk kutolong.
Ketika aku memohon hikmah, Allah memberiku musibah untuk ku analisa dengan akal dan qolbuku.
Aku tidak pernah menerima apa yang kuminta, tapi aku menerima apa yang aku butuhkan
Tidak terasa waktu menunjukkan pukul 4 pagi dan waktuku untuk siap-siap menjalankan ibadah shalat subuh pagi itu. Aku turun dari balkon atas rumahku menuruni setiap anak tangga. Demikian segores cerita yang terjadi pada pagi hari saat Gerhana Bulan Total terjadi. Semoga mimpi-mimpi ini akan terwujud sesuai harapanku. Amiin Ya Rabb
Balkon atas rumah
Malang, 16 Juni 2011
Selasa, 14 Juni 2011
Doa, Proposal Pengubah Jalan Hidup Manusia
Manusia hidup dalam keterbatasan. Hal inilah yang kemudian mengilhami mereka untuk menciptakan pernyataan bahwa "tidak ada manusia yang sempurna". Dalam keterpurukan hidup dan kesempitan hati, sering kali mereka akhirnya sampai pada di titik nadir dan bernafas dalam pasrah.
Kesempatan inilah yang kemudian mengilhami manusia untuk sekejap menengadahkan tangan memohon kepada yang Maha kuasa atas segala sesuatu. Semua terukir indah dalam lantunan doa yang dipanjatkan, dengan harapan bahwa kesulitan dapat terangkat dan beban hidup dapat berkurang.
Disinilah pula terletak pembuktian nyata betapa Allah sangat mengasihi dan Maha Kuasa atas para hambanya. Allah Subhanahu Wata'ala tidak akan pernah repot ataupun menolak segala keluh kesah mereka. Bahkan Allah Sang Maha Pengasih pun marah ketika manusia tidak meminta.
Doa yang kita panjatkan adalah bentuk nyata pengakuan dengan rendah hati bahwa Allah 'Azza wa Jalla adalah Maha Penguasa Langit dan bumi. Permohonan yang kita sampaikan tersebut bukan lantas menjadikan kita manusia yang rendah. Yang terjadi justru sebaliknya, doa menghapus jarak hati manusia yang jauh dengan penciptanya.
...Doa yang kita panjatkan adalah bentuk nyata pengakuan dengan rendah hati bahwa Allah 'Azza wa Jalla adalah Maha Penguasa Langit dan bumi...
Doa adalah pengakuan atas dosa yang sungguh-sungguh serta sebuah permohonan bagi pengampunan untuk diri yang berdosa. Lewat doa, bagi para manusia yang percaya,mereka akan kembali mendapatkan nafas hidupnya. Jelasnya, tanpa doa batin hidup manusia mungkin telah mengalami kematian.
Doa adalah pengakuan bahwa kita memerlukan pertolongan di luar batas kemampuan kita sendiri. Seseorang yang membentuk karakter dalam gaya hidup orang beriman, tentulah akan merajinkan dirinya untuk selalu lekat dalam permohonan kepada Allah Subhanahu Wata'ala.
Doa juga merupakan jembatan pernyataan terima kasih dan syukur kita kepada Sang Maha Pencipta, atas apapun yang dianugrahkan kepada kita, baik kesenangan ataupun kesedihan.
...Doa ibarat sebuah proposal tentang beberapa perubahan jalan hidup kita selanjutnya. Tentunya menuju yang lebih indah. Karena itu doa menjadi tidak saja sekedar sebuah seremoni ritual, tetapi juga merupakan bentuk kesadaran manusia, bahwa manusia membutuhkan yang Maha sempurna untuk membantu mengubah hidup mereka menjadi lebih baik...
Benar adanya bila kita berpendapat bahwa memang tidak ada yang kebetulan dalam dunia ini. Setiap detik atas kesenangan dan kesedihan sudah digariskan. Dan lewat doa, kita seperti mengajukan sebuah proposal tentang beberapa perubahan jalan takdir kita selanjutnya. Tentunya menuju yang lebih indah. Doa adalah ibarat sebuah proposal di mana kita membeberkan apa kebutuhan dan latar belakang kita mengajukan permohonan itu, lengkap dengan tujuan, sasaran apa yang kita inginkan, kapan kita ingin mencapainya, dan metodologi atau proses apa yang akan kita lakukan dalam merealisasikan semua itu.
Semuanya secara rinci kita "tuliskan" dalam proposal tersebut. Dan akhirnya ... doa, tidak saja sekedar sebuah seremoni ritual, tetapi juga merupakan bentuk kesadaran kita sebagai manusia, bahwa ternyata dalam melakukan berbagai pekerjaan yang kita rencanakan, kita membutuhkan yang Maha sempurna untuk membantu kita.
Namun berdoa bukanlah sebuah bentuk pekerjaan pasif di mana kita menunggu dari Allah subhanahu Wata'ala tentang apa yang kita harapkan. Tetapi berdoa adalah perbuatan aktif di mana kita memberi laporan tentang diri kita kepada Nya.
Banyak orang lantas berpikir, mengapa saya sudah rajin meminta dan berdoa namun belum kunjung dikabulkan?
Pernahkah kita mengadakan kilas balik kualitas diri kita dalam berdoa?. Doa setiap hamba kepada Sang Khaliq akan selalu dikabulkan namun tergantung pada kualitas hambanya yang berdoa. Doa yang masih tertunda untuk terkabul mungkin adalah salah satu peringatan Allah kepada kita untuk memperbaiki kualitas diri dan ketaqwaanNya kepada Allah.
Pernahkah juga kita meneliti kembali ketaqwaan kita dalam berdoa?. Setiap orang yang berdoa agar doa dikabulkan hendaknya meningkatkan keimanan dan ketaqwaanNya, sehingga Allah memandang memang sepantasnya lah doa itu dikabulkan. Seperti seorang ibu yang mendoakan agar anaknya menjadi orang yang sholeh, namun si ibu tersebut menghabiskan waktu hidupnya untuk larut dalam pekerjaan duniawi saja, dan melupakan kewajibannya untuk mendidik anaknya tentang Islam. Maka agar mendapatkan anak yang sholeh, seperti permohonan dalam doa, dirinya wajib untuk meningkatkan kualitas ketaqwaannya.
...Yakinlah, ketika kita mencari Allah Subhanahu Wata'ala lewat khusuknya lantunan doa, kita pasti akan menemukanNya, kecuali jika kita tidak bersungguh- sungguh dalam menemukannya....
Pernahkah pula kita mengkaji ulang amal Kebaikan kita sebelum kita meminta hal itu dalam doa? Janji Allah Subhanahu Wata'ala untuk mengabulkan doa kita adalah nyata adanya, namun hal itu tentu saja berlaku jika kita memang telah pantas menerima nilai yang seharusnya kita terima. Lakukanlah dengan nyata kontribusi amal yang lebih besar daripada yang kita inginkan dalam doa. Amal kebaikan yang telah kita lakukan adalah salahsatu faktor penyebab dikabulkannya sebuah doa.
Berdoalah dengan sebenar- benarnya. Dan lupakanlah bahwa kita berdoa hanya untuk membuat telinga orang lain terkesan. Sampaikan permohonan doa dengan tulus, dan ikhlas. Yakinlah, ketika kita mencari Allah lewat khusuknya doa, kita pasti akan menemukanNya, kecuali jika kita tidak bersungguh- sungguh dalam menemukannya....
Kejujuran itu Memerdekakan dan Menenangkan
Kehidupan pasti tidak akan pernah lepas dari cobaan dan godaan. Setiap hari merupakan ajang kejuaraan untuk menentukan siapa yang kalah dan yang menang. Ya, itulah pertarungan kita melawan setan dan hawa nafsu. Dan pastinya, ketika semua itu berujung pada sebuah akhir. Siapapun pemenangnya nanti, maka kebahagiaan pasti akan dituainya.
Salah satu "penyakit" pemberat kehidupan langkah dan jiwa manusia adalah kebohongan.Sedangkan pengobat dari semua itu tidak lain adalah kejujuran. Dan menjadi jujur bukanlah sebuah pilihan, tapi memanglah menjadi hal yang harus dipilih. Ketika seseorang berada dalam posisi jujur, maka jiwanya akan terasa merdeka, walaupun raganya berada dalam jeruji besi. kebebasannya akan sangat melegakannya dan meluaskan dunia dan pikirannya.
...Menjadi jujur bukanlah sebuah pilihan, tapi memanglah menjadi hal yang harus dipilih. Ketika seseorang berada dalam kejujuran, maka jiwanya akan terasa merdeka, walaupun raganya berada dalam jeruji besi. kebebasan jiwanya itu akan sangat melegakannya dan meluaskan dunia dan pikirannya...
Sebaliknya, seorang pembohong dan atau orang yang memenuhi kehidupannya dengan kebohongan, maka akan merasa terpenjara dalam sempitnya dunia yang dibuatnya sendiri. Bahkan untuk menghirup nafaspun merupakan sesuatu yang sangat menyesakkannya. Memang tidaklah berlebihan untuk menggambarkan bahwa memang seperti itulah hidup orang orang yang menanggung "beban" kebohongan dalam hidupnya. Betapa tidak, setiap detik hanya difokuskannya untuk mencari sejuta alasan untuk menutupi dan membuat kebohongan selanjutnya. Benar- benar lingkaran setan yang tiada akhir.
Memenuhi hidup dengan sebuah kebohongan, juga berarti memperbodoh orang lain dan menjadikan diri kita seseorang yang tidak pintar. Mengapa begitu?. Bukankah Allah Subhana Wata'ala maha melihat dan mendengar apapun yang kita lakukan, bahkan tentang hal yang hanya tersirat dalam hati saja. Lalu mengapa kita masih bersandiwara dengan seribu satu alasan untuk menjadikan diri kita menjadi pribadi yang benar. Apa ridho dan kesenangan manusia yang kita harapkan? lalu bagaimana dengan Keridhoan Allah? apakah lebih utama dari semua itu?
...Bukankah Allah Subhana Wata'ala maha melihat dan mendengar apapun yang kita lakukan, bahkan tentang hal yang hanya tersirat dalam hati saja. Lalu mengapa kita masih bersandiwara dengan seribu satu alasan untuk menjadikan diri kita menjadi pribadi yang benar dihadapan manusia...
Menjadikan dunia ini luas dalam hati dan pikiran dengan perantara sebuah kejujuran memang tidaklah mudah, namun memang begitulah adanya, hanya kebenaran dan kejujuran yang begitu sangat mendamaikan, sesuatu yang tidak akan terukur dan terbeli dengan materi apapun.
Bagi siapapun yang sekarang masih hidup dalam kebohongan yang menyesakkan, maka merdekakan jiwa anda dengan sebuah kejujuran betapapun pahitnya untuk memulai semua itu. Namun percayalah, InsyaAllah waktu akan mengobati rasa sakitnya. Tahukah anda, bahwa dengan kejujuran itu, anda akan memuliakan diri anda sendiri, walaupun diawalnya terlihat sangat bersalah. Namun dengan keteguhan mengakui sebagai "tersangka" utama, anda kini telah muncul sebagai seseorang yang luar biasa karena berani mengakui kesalahan, sesuatu yang jarang dilakukan kebanyakan orang biasa.
...Kejujuran menjadikan anda sebagai seseorang yang luar biasa karena berani mengakui kesalahan, sesuatu yang jarang dilakukan kebanyakan orang biasa...
Ya, pertarungan kita melawan setan dan hawa nafsu pasti berujung pada sebuah akhir, dan siapapun pemenangnya nanti, maka kebahagiaan pasti akan dituainya. Tapi kemudian satu pertanyaan yang muncul, apa iya kita mau menjadikan diri kita sebagai obyek pembahagia setan? Sedangkan dengan jelas Allah Subhanahu Wata'ala telah menjelaskan bahwa mereka adalah musuh yang nyata bagi kita...
ALIRAN SESAT NII KW IX
Maraknya aliran-aliran sesat di negeri ini adalah sebuah fenomena yang sangat memprihatinkan, dan tak sedikit dari kaum muslimin yang menjadi korban kesesatan mereka. Di antara aliran sesat yang sangat meresahkan yang akhir-akhir ini marak adalah NII (Negara Islam Indonesia) KW IX yang dipimpin oleh Abu Toto Panji Gumilang. Dan di samping itu, sebagian media masa memberitakan atau menampilkan orang-orang NII yang berpenampilan berjenggot atau istrinya bercadar dan yang semisalnya, serta terkesan tidak menjelaskan bahwa yang namanya NII itu bukan identik dengan orang yang berjenggot, atau bercadar dan semisalnya. Karena hal itu adalah bagian dari ajaran Islam bukan ciri dari NII atau terorisme. Akhirnya, dampak dari kesan tersebut banyak dari kaum muslimin yang menjadi salah paham atau merasa takut dan curiga terhadap orang-orang yang berusaha menjalankan agama ini dengan baik. Sedangkan NII sendiri adalah sebuah pemikiran sesat yang teroganisir secara rapi.Sebelum kita membahas kesesatan NII KW IX ada baiknya bagi kita untuk mengetahui kenapa banyak aliran-aliran sesat di negeri ini dan banyak dari kaum muslimin yang mengikutinya.
Sebab-sebab banyaknya aliran sesat di Indonesia, di antaranya :
1. Jauhnya ummat dari ilmu agama.
Kebodohan terhadap agama adalah sumber malapetaka, dan inilah yang menjadi sebab terbesar maraknya aliran-aliran sesat di negeri ini dan banyaknya ummat yang tertipu dengannya. Karena kebodohan ummat yang amat sangat sehingga kesesatan yang sangat jelas sekalipun banyak yang tidak mengetahui dan banyak orang yang mengikutinya. Seperti kelompok sesat Ahmadiyah, Islam Jama’ah (LDII), NII, JIL (Jaringan Islam Liberal) dan kelompok-kelompok sesat lainnya. Allah Ta’ala berfirman :
قُلْ أَفَغَيْرَ اللهِ تَأْمُرُونِي أَعْبُدُ أَيُّهَا الْجَاهِلُونَ
“Katakanlah, ‘Maka apakah kamu menyuruh aku menyembah selain Allah, hai orang- orang yang tidak berpengetahuan?’.” (Qs. az-Zumar : 64)
قَالُوا يَا مُوسَى اجْعَل لَنَا إِلَهًا كَمَا لَهُمْ آلِهَةٌ قَالَ إِنَّكُمْ قَوْمٌ تَجْهَلُونَ
“Bani Israil berkata: ‘Wahai Musa buatlah untuk kami sebuah sesembahan (berhala) sebagaimana mereka mempunyai beberapa sesembahan (berhala).’ Musa menjawab : ‘Sesungguhnya kamu itu kaum yang tidak mengetahui (bodoh) terhadap Allah.’.” (Qs. al-A’raaf : 138)
Berkata asy-Syaikh al-Allamah Abdurrahman as-Sa’di rahimahullaah : “Kebodohan mana yang lebih besar dari seseorang yang bodoh terhadap Rabbnya, Penciptanya dan ia ingin menyamakan Allah dengan selain-Nya, dari orang yang tidak dapat memberikan manfaat dan mudharat (bahaya), tidak mematikan, tidak menghidupkan dan tidak memiliki hari perkumpulan (kiamat).” (Taisiirul Kariimirrahman Syaikh al-Allamah Abdurrahman as-Sa’di pada ayat ini)
Berkata Ibnul Qayyim al-Jauziyah rahimahullaah : “Tidaklah diragukan bahwasanya kebodohan adalah pokok dari segala kerusakan dan dhoror (bahaya), kejelekan yang didapatkan oleh seorang hamba di dunia dan di akhirat adalah dampak dari kebodohan.” (Miftaah Daaris Sa’adah, 1/315- dinukil dari Syarh al-Ushuuluts Tsalatsah, Abu ‘Ashim ‘Abdullah ad-Duba’i, hal : 7)
2. Menimba Ilmu agama dari orang yang menyimpang aqidah dan manhajnya.
Di antara yang sering diperingatkan oleh ulama kita adalah berhati-hati dalam berteman jangan sampai berteman kepada orang-orang yang sesat dan menyimpang, terlebih-lebih belajar kepada mereka. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
إنّ من أشراط الساعة أن يلتمس العلم عند الأصاغر
“Sesungguhnya sebagian dari tanda-tanda hari kiamat ialah, dicarinya ilmu itu dari para ahli bid’ah (orang yang menyimpang yang melakukan perbuatan bid’ah).” (HR. Ibnu Mubarak, ath-Thabrani dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani di silsilah ash-Shahiihah no. 695)
Hudzaifah bin Yaman radhiyallaahu ‘anhu pernah bertanya kepada Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam,
فقلت : هل بعد ذلك الخير من شرّ؟
“…Maka aku bertanya lagi : ‘Apakah sesudah kebaikan (yang bercampur kekeruhan itu) akan datang lagi kejahatan?’ Beliau menjawab :
نعم, دعاة على أبواب جهنّم من أجابهم إليها قذفوه فيها
‘Ya, yaitu para da’i yang berada di pintu-pintu Jahannam, barangsiapa yang mengikuti (dakwah) mereka, pasti mereka akan melemparkannya ke dalam neraka Jahannam.’.” (HR. Bukhari : 3606 dan Muslim : 1847)
Maka jangan heran kalau ada orang yang menuntut ilmu agama bukan bertambah baik atau bertambah shalih, malah dia menjadi orang sesat. Seperti malah melakukan atau bahkan mengajarkan perbuatan syirik (menyekutukan Allah) atau menjadi sarana kesyirikan, atau melakukan perbuatan bid’ah. Atau setelah belajar dan ikut ngaji bukannya menjadi tambah rajin shalat, berbakti kepada orang tua. Malah meninggalkan shalat, mengkafirkan orang tuanya dengan alasan bukan kelompoknya, atau mencuri uang orang tuanya seperti yang ada pada kelompok sesat NII KW IX. Hal ini disebabkan karena mereka mencari ilmu kepada orang yang aqidah dan manhajnya menyimpang.
3. Makar musuh-musuh Islam dari Yahudi, Nashrani dan orang-orang munafik.
Di antara sebab banyaknya aliran-aliran sesat adalah upaya dari musuh-musuh Islam baik dari kalangan Yahudi dan Nashrani atau orang-orang munafik yang benci terhadap Islam dan kaum muslimin. Mereka ingin memurtadkan kaum muslimin atau menjauhkan dari agamanya, ingin memberi citra jelak kepada Islam dan kaum muslimin dengan berbagai cara. Di antara caranya adalah dengan memelihara atau mendukung aliran-aliran sesat tersebut. Sebagaimana aliran sesat Ahmadiyah yang didirikan oleh Mirza Ghulam Ahmad di India dipelihara oleh pemerintah Inggris. Atau kelompok sesat Islam Jama’ah atau LDII yang dirangkul oleh seorang jendral yang sangat benci dan anti Islam, setelah Islam jama’ah dilarang di mana-mana dan bolak-balik ganti nama, maka Nur Hasan Ubaidah Lubis pendiri Islam Jama’ah meminta perlindungan kepada Letjen Ali Murtopo. Atau aliran sesat JIL (Jaringan Islam Liberal) dipelihara, didukung dan didanai oleh orang-orang kafir, lihat salah satu tokohnya Prof. Musdah, mendapat nobel dari orang kafir karena dianggap wanita yang memperjuangkan hak-hak wanita muslim (baca : menggugat sebagian syariat Islam yang berkaitan dengan wanita –ed), setelah berbagai kesesatan yang dilakukannya seperti menghalalkan homoseks –naudzubillah- . Begitu juga aksi-aksi yang dilakukan oleh orang-orang Islam yang beridiologi khawarij, dengan melakukan aksi terorisme sehingga dimanfaatkan oleh lawan (orang-orang kafir) untuk membuat buruk citra Islam dan kaum muslimin di mata masyarakat, serta melakukan aksi-aksi untuk menghadang dakwah yang haq (benar) bahkan mereka membantai kaum muslimin.
Adapun ayat-ayat tentang kebencian dan permusuhan mereka terhadap kaum muslimin di antaranya sebagai berikut :
Allah Ta’aalaa berfirman :
وَلَنْ تَرْضَى عَنْكَ الْيَهُودُ وَلا النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ
“Dan orang-orang Yahudi dan Nashrani tidak akan rela kepadamu (Muhammad) sebelum engkau mengikuti agama mereka.” (Qs. al-Baqarah : 120)
وَدَّ كَثِيرٌ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَوْ يَرُدُّونَكُمْ مِنْ بَعْدِ إِيمَانِكُمْ كُفَّارًا حَسَدًا مِنْ عِنْدِ أَنفُسِهِمْ
مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْحَقُّ
“Sebagian besar ahli kitab (Yahudi dan Nashrani) menginginkan agar mereka mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran.” (Qs. al-Baqarah : 109)
وَلا يَزَالُونَ يُقَاتِلُونَكُمْ حَتَّى يَرُدُّوكُمْ عَنْ دِينِكُمْ إِنِ اسْتَطَاعُوا
“Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka dapat mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran) seandainya mereka sanggup.” (Qs. al-Baqarah : 217)
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ لِيَصُدُّوا عَنْ سَبِيلِ الله
“Sesungguhnya orang-orang kafir menginfaqkan harta-harta mereka untuk menghalangi (manusia) dari jalan Allah.” (Qs. al-Anfal : 36)
Sekilas tentang aliran sesat NII KW IX yang dipimpin oleh Abu Toto Panji Gumilang.
NII atau Negera Islam Indonesia Komando Wilayah IX yang dipimpin oleh Abu Toto Panji Gumilang telah banyak menyesatkan ummat di negeri ini. Di bawah ini di antara ajaran sesat mereka.
Pertama : Kesesatan dalam Aqidah
- Menyusun dan memaknai tauhid secara serampangan.
Mereka membagi tauhid menjadi tiga, yaitu tauhid rububiyah, tauhid mulkiyah dan tauhid uluhiyah. Mereka mengumpamakan tauhid rububiyah dengan akar kayu, mulkiyah dengan batang kayu dan uluhiyah dengan buahnya. Selain itu mereka juga menafsirkan rububiyah dengan undang-undang, mulkiyah dengan negara dan uluhiyah dengan ummatnya..!!
Penjelasan kesesatannya :
Itulah NII KW IX agama mereka dibangun di atas kebodohan dan asal-asalan serta main-main. Sehingga mengeluarkan konsep seperti yang telah disebutkan di atas. Allah Ta’aalaa berfirman tentang haramnya bicara tentang Allah dan agama-Nya tanpa ilmu.
وَلا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُوْلَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا
“Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui, karena pendengaran, penglihatan dan hati nurani semua itu akan diminta pertanggungjawabannya.” (Qs. al-Israa’ : 36)
Tauhid adalah mentauhidkan Allah didalam apa-apa yang merupakan kekhususan bagi Allah, didalam Rububiyah-Nya, Uluhiyah-Nya dan Asma wa Sifat-Nya (Qaulul Mufid Fi Syarh Kitab at-Tauhid , Syaikh Ibnu Utsaimin : 11 dan Syarh Kasyfi Subhaat, Syaikh Ibnu Utsaimin : 21 )
Para ulama membagi tauhid menjadi tiga, berdasarkan penelitian dari dalil-dalil al-Qur’an dan as-Sunnah. Berkata asy-Syaikh Al-Allamah Abdul Aziz Bin Baaz Rahimahullah : ” Bahwa Tauhid yang dengannya Allah mengutus para Rasul dan menurunkan kitab karenanya dibagi menjadi 3 macam, menurut penelitian nash-nash dari Al-Kitab dan As-Sunnah dan menurut kenyataan orang-orang yang dibebani syariat….yang pertama tauhid rububiyah, yang kedua tauhid ibadah dan dinamakan juga tauhid uluhiyyah dan yang ketiga tauhid asma’ wa sifat “ (Ta’liq Aqidah Thahawiyah, Syaikh Ibnu baaz dengan diringkas . hal : 45)
Berikut ini penjelasannya lebih lanjut secara ringkas.
Pertama : Tauhid Rububiyah
Tauhid Rububiyah adalah meyakini Allahlah satu-satunya pencipta alam semesta ini, pemberi rezeki dan yang mengatur alam semesta ini. Tidak ada yang memberikan manfaat dan mudhorot kecuali Allah semata.
Dalilnya adalah firman Allah Ta’aalaa :
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
Artinya: “Segala puji bagi Allah Rabb semesta Alam.” (Qs. al-Fatihah : 2)
وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللهِ رِزْقُهَا
“Dan tidak ada suatu binatang melata pun di langit dan di bumi melainkan Allahlah yang memberi rizkinya.” (Qs. Hud : 6)
Kedua : Tauhid Uluhiyah
Yaitu mengesakan Allah di dalam ibadah kita, seluruh ibadah kita dzahiran (lahiriah) dan bathinan (hati), seperti doa, menyembelih, nadzar, khauf (takut), raja’ (mengharap), mahabbah (cinta), tawakal hanya kita peruntukkan kepada Allah semata.
Sebagaimana Allah Ta’aalaa berfirman :
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
Artinya : “Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan memohon pertolongan.” (QS. al-Fatihah : 5)
وَاعْبُدُوا اللهَ وَلا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا
Artinya : “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan sesuatu apapun dengan-Nya”. (Qs. an-Nisaa’ : 36)
Ketiga : Tauhid Asma’ wa Sifat
Yaitu beriman kepada nama-nama Allah dan sifat-sifat-Nya yang mulia, dengan menetapkan nama-nama dan sifat-sifat Allah, yang Allah dan Rasul-Nya tetapkan dengan tanpa menyerupakan Allah dengan makhluk-Nya.
لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ البَصِيرُ
Artinya : “Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (Qs. asy-Syuraa’ : 11)
Semoga penjelasan sederhana di atas dapat menjelaskan bahwa agamanya orang NII KW IX adalah berdasarkan main-main dan kebodohan.
- Meyakini kerasulan dan kenabian tidak akan berakhi.
Menurut mereka kerasulan dan kenabian tidak akan berakhir selama masih ada orang yang berdakwah tentang Islam kepada manusia maka pada hakekatnya mereka yang berdakwah adalah Rasul Allah.
Penjelasan kesesatannya :
Tentang hal ini cukup saya bawakan perkataan salah seorang ulama kita, Berkata asy-Syaikh al-Allamah Shalih al-Fauzan hafidzahullaah : “….Dan akhir dari para Rasul adalah Muhammad shallallaahu ‘alahi wa sallam, dialah penutup para nabi dan rasul, yang tidak ada nabi setelahnya sampai tegaknya hari kiamat, Allah Subhaanahu wa Ta’aalaa berfirman:
مَا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِنْ رِجَالِكُمْ وَلَكِنْ رَسُولَ اللهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ
”Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup para nabi.” (Qs. al-Ahzab : 40)
Dan Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
أنا خاتم النبييين لا نبي بعدي
”Saya adalah penutup para nabi yang tidak ada nabi setelahku.” ( HR. Bukhari dan Muslim )
Muhammad adalah akhir para Rasul ‘alaihi shalawatu wa sallam, dan akhir para nabi, karena setiap rasul adalah nabi. Tidak ada utusan setelahnya tidak seorang rasul tidak pula seorang nabi. Maka barangsiapa yang meyakini adanya rasul atau nabi setelah diutusnya Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa sallam maka dia kafir. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
وسيخرج بعدي كذابون ثلاثون كل منهم يدعي أنه نبي وأنا خاتم النبيين لانبي بعدي
”Akan keluar setelahku 30 orang pendusta, setiap dari mereka mengaku bahwasanya dirinya adalah nabi, dan saya adalah penutup para nabi tidak ada nabi setelahku.”
Maka barangsiapa yang tidak meyakini risalah telah ditutup dengan diutusnya Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa sallam, dan meyakini adanya nabi setelah diutusnya, maka dia telah kafir kepada Allah, dan mendustakan Allah, Rasul-Nya dan Ijma kaum muslimin.” (Syarh Kasyfisy Syubhaat, Syaikh Shalih al-Fauzan, hal : 21)
- Tidak mewajibkan shalat karena alasan masih periode Makkah
Penjelasan kesesatannya :
Agama Islam telah sempurna, sebagaimana Allah Subhaanahu wa ta’aalaa berfirman :
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإِسْلامَ دِينًا
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmatKu, dan telah Kuridhai Islam sebagai agama bagimu.” (Qs.al-Maidah : 3)
Termasuk syari’at Islam adalah melaksanakan shalat wajib lima waktu sehari semalam. Maka sebuah kepandiran kalau kita meninggalkan shalat dengan alasan di negeri ini masih periode Makkah.
Perkara meninggalkan shalat bukanlah perkara yang remeh, sebagaimana dijelaskan oleh para ulama, bahwa acaman bagi orang meninggalkan shalat dengan mengingkari kewajibannya adalah kafir menurut kesepakatan para ulama adapun yang meninggalkannya karena malas atau meremehkannya dengan meyakini kewajibannya, para ulama berselisih pendapat tentang hukumnya. Menurut pendapat yang benar hukumnya juga kafir dengan kekufuran yang besar. Berdasarkan banyak dalil di antaranya.
Allah Ta’aalaa berfirman :
وَأَقِيمُوا الصَّلاةَ وَلا تَكُونُوا مِنَ المُشْرِكِينَ
“Serta dirikanlah shalat dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah.” (Qs. ar-Ruum : 31)
Rasullah shallallaahu ‘alahi wa sallam bersabda :
إن بين الرجل, وبين الشرك والكفر ترك الصلاة
”Sesungguhnya pembatas antara seseorang dengan kesyirikan dan kekufuran adalah meninggalkan shalat.” (HR. Muslim : 82 dari shahabat Jabir bin ‘Abdullah radhiyallaahu ‘anhu)
Dalam hadits lain Rasulullah shallallaahu ‘alahi wa sallam bersabda :
العهد الذي بيننا وبينهم الصلاة, فمن تركها فقد كفر
”Perjanjian antara Kami dan mereka adalah shalat, barangsiapa yang meninggalkan shalat maka sungguh dia telah kafir.“ (HR. Imam Nasai : 463; at-Tirmidzi : 2623; dan Ibnu Majah : 1079 dishahihkan Syaikh al- Albani di Shahihul Jami’ : 4143)
Berkata asy-Syaikh al-Allamah Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullaah : ”Kami mendapati di dalam al-kitab (al-Qur’an) dan as-Sunnah yang keduanya menunjukkan atas kafirnya orang yang meninggalkan shalat.” (Hukmu Tarkis Shalah, Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin : 6).
- Mengkafirkan kaum muslimin yang bukan kelompoknya.
Inilah di antara akidah mereka, mengkafirkan pemerintah dan kaum muslimin yang tidak masuk kelompok mereka. Dari akidah ini muncul berbagai kerusakan di antaranya menghalalkan darah kaum muslimin.
Mengatakan seorang muslim sebagai kafir bukan perkara yang remeh sebagaimana dalam sebuah hadits, dari Abu Dzar radhiyallaahu ‘anhu, beliau bercerita bahwa Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
لا يرمي رجل رجلا بالفسوق و لا يرميه بالكفر إلا ارتدت عليه إن لم يكن صاحبه كذلك
“Tidaklah seseorang menuduh saudaranya dengan kefasikan atau kekafiran. Apabila tuduhan itu tidak benar maka tuduhan itu pasti akan kembali kepada dirinya sendiri.” (HR. Bukhari di dalam Fathul Bari 10/464 dan Imam Ahmad dalam musnadnya 5/181)
Dari ‘Abdullah bin Umar radhiyallaahu ‘anhuma, beliau mengatakan bahwa Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
أيما رجل قال لأخيه : يا كافر, فقد باء بها أحدهما
“Siapa saja yang mengatakan kepada saudaranya kalimat, ‘Wahai orang yang kafir.’ Maka kalimat itu akan kembali kepada salah satu dari kedua orang tersebut.” (HR. Bukhari 7/97 dan Muslim 1/79)
- Membai’at para pengikutnya.
Di antara kesesatan NII KW IX adalah mewajibkan pada anggotanya untuk melakukan bai’at kepada amir (pemimpin) mereka. Untuk sumpah setia mengikuti perintah mereka.
Penjelasan kesesatannya :
Bai’at adalah perjanjian antara imam (pemimpin) dan rakyat atas ketaatan. Orang yang berbai’at berjanji kepada pemimpinya bahwa dia menyerahkan kepada pemimpinnya dalam urusan pribadinya dan urusan kaum muslimin. Bai’at tidak diberikan kecuali kepada imam (pemimpin) yang sah yang diakui oleh kaum muslimin bukan pemimpin bayangan dan gerakan-gerakan bawah tanah seperti NII atau LDII (Islam Jama’ah) dan yang lainnya. Yang sesuai sunnah adalah satu Imam (pemimpin) untuk kaum muslimin di seluruh dunia, tetapi ketika kaum muslimin terbagi menjadi beberapa negeri dan sulit untuk disatukan, maka masing-masing penguasa di negerinya adalah imam (pemimpin) yang wajib dibai’at dalam ketaatan kepadanya sesuai dengan batasan syar’i. Dan tidak boleh seseorang keluar atau membatalkan atau tidak taat dan membrontak kepada penguasa muslim walaupun dia seorang fasik yang melakukan dosa besar atau bertindak dzalim dan aniaya kepada masyarakatnya. Sebagaimana dalam hadits Hudzaifah bahwasanya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabada :
يكون بعدي أئمّة لا يهتدون بهداي ولا يستنّون بسنّتي وسيقوم فيهم رجال قلوبهم قلوب الشياطين في جثمان إنس قال قلت كيف أصنع يا رسول الله إن أدركت ذلك قال تسمع وتطيع للأمير وإن ضرب ظهرك وأخذ مالك
“Akan datang sesudahku para imam yang tidak memakai petunjukku dan tidak memakai sunnahku, di antara mereka ada manusia yang berhati setan. Hudzaifah berkata, ‘Bagaimana yang aku perbuat wahai Rasulullah jika aku menjumpai hal itu?’ Rasulullah menjawab, ‘Hendaknya engkau mendengar dan taat kepada amir (pemimpin), walaupun dia memukul pungggungmu dan mengambil hartamu.’.” (HR. Muslim)
Inilah yang dilakukan oleh NII KW IX membrontak kepada pemerintah Indonesia yang sah karena mereka menghukumi pemerintah kita kafir karena tidak memakai hukum Islam. Akhirnya mereka membuat negara sendiri menurut anggapan mereka. Dan melakukan bai’at kepada para pengikutnya. Kesesatan di atas kesesatan bermula dari aqidah khawarij yang berujung pada pengkafiran diikuti dengan membuat negara dan bai’at bikinan sendiri dengan satu tujuan mencari fulus tak peduli dengan mengacak-acak agama Islam dan dan menipu kaum muslimin.
Kedua : Kesesatan dalam masalah Ibadah
- Meninggalkan shalat.
Silahkan lihat pada penjelasan yang lalu.
- Boleh mengganti hewan kurban pada hari raya Idul Adha dengan uang karena menurut mereka menyembelih hewan hanya sekedar lambang pengorbanan.
Penjelasan kesesatannya :
Ibadah kurban adalah ibadah yang telah ditentukan jenisnya, yaitu dengan menyembelih hewan sesembelihan yaitu unta, sapi, kambing atau domba. Jika diganti dengan hewan selain itu, seperti kelinci, ayam atau yang lainnya maka ibadah kurbannya tidak sah. Apalagi dengan membayar uang yang dia niatkan untuk berkurban sebagai ganti hewan sesembelihan pada hari raya Idul Adha yang kemudian dananya digunakan untuk membangun fasilitas pendidikan di Ma’had Zaytun. Kesesatan apa yang lebih jelas dan terang dari kesesatan ini, Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah berkurban pada hari raya Idul Adha dengan mengeluarkan uang untuk mendirikan masjid sekalipun, Abu Bakar juga tidak, Umar juga tidak, Utsman juga tidak, Ali dan para shahabat yang lainnya juga tidak. Tidak pernah dinukilkan bahwa mereka berkurban pada hari raya Idul Adha dengan mengganti uang untuk sarana pendidikan. Padahal ibadah kurban adalah ibadah yang terlihat pada hari raya kaum muslimin, kalau mereka melakukannya Insya Allah banyak dari kaum muslimin yang melihatnya dan sampai penukilannya kepada kita, tapi ternyata tidak ada. Maka sangatlah jelas ajaran sesat mereka, yaitu berkurban tidak hanya dengan hewan pada hari raya Idhul Adha, dan membolehkan mengganti dengan uang yang digunakan untuk membangun prasarana pendidikan. Sebagaimana yang disebutkan dalam majalah bulanan mereka, bikinan mereka yang bertujuan untuk meraup uang dari kaum muslimin sebanyak-banyaknya. Jelas hal ini adalah bikinan NII KW IX Abu Toto Panji Gumilang untuk meraup keuntungan materi yang akan digunakan untuk kepentingan NII dan Ma’had al-Zaytun. Coba perhatikan ayat-ayat dan hadits berikut ini Insya Allah akan menjadi penjelas apa yang saya utarakan di atas.
Allah ‘aza wa jalla berfirman :
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ
“Maka dirikanlah shalat karena Rabb-mu dan berqurbanlah.” (Qs. al-Kautsar : 2)
Dan dalam ayat yang lain Allah ‘aza wa jalla berfirman :
قُلْ إِنَّ صَلاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِين
“Katakanlah, ‘Sesungguhnya shalatku, sembelihanku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam.” (Qs. al-An’aam : 162)
Dari Anas bin Malik radhiyallaahu ‘anhu, dia berkata :
ضحّى النّبيّ بكبشين أملحين أقرنين ذبحهما بيده وسمّى وكبّر ووضع رجله على صفاحهما
“Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam berqurban dengan dua kambing jantan yang amlah (kambing yang berbulu putih dan hitam, tetapi bulu putihnya lebih mendominasi –ed), bertanduk. Beliau menyembelih kedua (kambing) tersebut dengan tangan beliau . Beliau membaca basmalah dan bertakbir serta meletakkan kaki beliau di atas badan kedua (kambing) itu.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)
- Mewajibkan untuk membayar infaq (iuran bulanan) yang memberatkan untuk program kesesatan mereka.
Ini di antara kesesatan NII KW IX mewajibkan membayar iuran tiap bulan, sehingga tak sedikit dari pengikutnya yang berbohong dan mencuri untuk mengejar target infaq bulanan. Di dalam Islam shadaqah yang diwajibkan hanyalah zakat atau seseorang sengaja bernadzar untuk bershadaqah. Adapun selainnya adalah shadaqah thatawu’ (dianjurkan) sesuai dengan kelapangan dan keinginannya untuk bershadaqah dan menyalurkannya ke tempat yang benar. Bukan untuk progam kesesatan, seperti progamnya NII ?!
وَلا تَعَاوَنُوا عَلَى الإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ
“…dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran…” (Qs. al-Maidah [5] : 2)
- Dan lain-lain.
Ketiga : Dalam masalah mu’amalah
- Berbohong
Tak jarang karena infaq yang harus diberikan oleh seorang anggota NII KW IX tiap bulannya, akhirnya ia atau pemimpinnya memberi trik untuk berbohong kepada orang tua atau yang lainnya dalam rangka untuk mencapai target uang untuk iuran tiap bulan.
Dari Ibnu Masud radhiyallaahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa salam bersabda :
إنّ الصدق يهدي إلى البرّي وإنّ البرّي يهدي إلى الجنّة وإنّ الرجل ليصدق حتّى يكون صدّيقا وإنّ الكذب يهدي إلى الفجور وإنّ الفجور يهدي إلى النّار وإنّ االرجول ليكذب حتّى يكتب عند الله كذّابا
“Bahwa kejujuran mengantarkan kepada kebaikan, dan kebaikan mengantarkan kepada surga dan bahwasanya seorang senantiasa berkata jujur sampai ditulis di sisi Allah sebagai seorang yang jujur. Dan bahwasanya kebohongan mengantarkan kepada kejahatan dan kejahatan mengantarkan kepada neraka dan bahwasanya seseorang senantiasa berkata bohong sampai ditulis di sisi Allah sebagai pembohong.” (HR. Bukhari dan Muslim)
- Mencuri
Tak sedikit mantan anggota NII yang bertaubat mengkisahkan bahwa dulu ia pernah mencuri untuk memenuhi target setoran yang diwajibkan oleh pimpinannya. Atau mengajurkan anggotanya untuk mencuri. Adakah kesesatan yang lebih jelas dari pada ini.
Allah Ta’aalaa berfirman :
وَالسَّارِقُ وَالسَّارِقَةُ فَاقْطَعُوا أَيْدِيَهُمَا جَزَاءً بِمَا كَسَبَا نَكَالًا مِنَ اللهِ وَاللهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
“Adapun orang laki-laki maupun perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) balasan atas perbuatan yang mereka lakukan dan sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah yang Maha Perkasa dan Bijaksana.” (Qs. al-Maidah : 38)
- Dan lain-lain
Kesimpulannya agama mereka adalah dibangun di atas main-main, menafsirkan sebuah syari’at agama ini sesuai dengan hawa nafsunya dan kepentingannya. NII KW IX sesat dan menyesatkan dan Abu Toto Panji Gumilang seorang Dajjal (pendusta) yang menipu ummat atas nama agama.
Minggu, 12 Juni 2011
SAHABATKU, , , ,DENGARKANLAH SUARA HATI INI !!!
Saudaraku yang semoga dirahmati Allah. Sungguh persahabatan merupakan suatu karunia dari Allah Ta’ala. Sebagaimana firman Allah yang artinya,“Lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara” (Ali Imron : 103). Ini adalah nikmat Allah yang sangat agung. Maka seharusnya kita menjaganya dengan memperhatikan hak-hak di antara sahabat. Pembahasan berikut, berisi sebagian hak-hak persahabatan yang seharusnya diperhatikan oleh orang-orang yang mengikat tali tersebut.
Bersahabatlah karena Allah
Ingatlah wahai saudaraku -semoga Allah menunujuki kita untuk taat kepada-Nya-, bahwa tujuan kita bersahabat adalah senantiasa untuk mengaharap ridho Allah Ta'ala. Dan janganlah sekali-kali persahabatan tersebut dijadikan untuk mendapatkan kepentingan dunia semata.
Persahabatan yang dilandaskan saling cinta karena Allah itulah yang akan mendapatkan manisnya iman, sebagaimana Rasulullah shollallohu 'alaihi wa sallam bersabda yang artinya,"Ada tiga perkara yang apabila seseorang memilikinya akan mendapatkan manisnya iman, yaitu Allah dan Rosul-Nya lebih dia cintai daripada selain keduanya, dia mencintai seseorang tidaklah dia mencintainya kecuali karena Allah, dan dia tidak suka kembali kepada kekufuran setelah Allah membebaskan darinya sebagaimana ia tidak suka dilemparkan ke dalam api." (HR. Bukhari)
Di samping itu, persahabatan seperti inilah yang akan kekal hingga hari kiamat nanti, sebagaimana Allah Ta'ala berfirman yang artinya,"Teman-teman akrab pada hari (kiamat) nanti sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa."(QS. Az Zukhruf : 67).
Imam Ibnu Katsir rohimahulloh mengatakan bahwa setiap persahabatan yang dilandasi cinta karena selain Allah, maka pada hari kiamat nanti akan kembali dalam keadaan saling bermusuhan. Kecuali persahabatannya dilandasi cinta karena Allah ‘azza wa jalla, inilah yang kekal selamanya. (Tafsir Ibnu Katsir)
Maka perhatikanlah wahai saudaraku, sudah benarkah niat kita dalam bersahabat?! Apakah persahabatan tersebut hanya untuk menyelesaikan urusan duniawi semata?!! Setelah urusan tersebut selesai, kita meninggalkan sahabat kita!! Ingatlah, persahabatan yang benar adalah persahabatan yang dilandasi cinta karena Allah, yaitu seseorang mencintai sahabatnya karena tauhid yang dia miliki, pengagungan dia kepada Allah, dan semangatnya dalam mengikuti sunnah Nabi shollallohu 'alaihi wa sallam.
Berbuat Itsar-lah pada Sahabatmu
Di antara hak terhadap sesama yang dianjurkan adalah mendahulukan sahabatnya dalam segala keperluan (baca : itsar) dan perbuatan ini dianjurkan (mustahab).
Perhatikanlah firman Allah Ta'ala yang artinya,"Dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan" (QS. Al Hasyr : 9).
Kaum Anshor yang terlebih dahulu menempati kota Madinah, mereka mendahulukan saudara mereka dari kaum Muhajirin dalam segala keperluan, padahal mereka sendiri membutuhkannya.
Sungguh sangat menakjubkan, seorang sahabat Anshor yang memiliki dua istri ingin menceraikan salah satu istrinya. Kemudian setelah masa 'iddahnya berakhir dia ingin menikahkannya dengan sahabatnya dari kaum muhajirin. Adakah bentuk itsar yang lebih daripada ini?!! (Aysarut Tafaasir, Syaikh Abu Bakr Jabir Al Jazairi)
Perbuatan itsar ini hanya berlaku untuk urusan duniawi (seperti mendahulukan saudara kita dalam makan dan minum). Sedangkan dalam masalah ketaatan (perkara ibadah), perbuatan ini terlarang. Karena maksud dari ibadah adalah pengagungan kepada Allah Ta’ala. Maka barangsiapa yang mendahulukan saudaranya dalam hal ini, berarti dia telah meninggalkan pengagungan terhadap Allah Ta’ala yang dia sembah. Oleh karena itu, kita tidak diperbolehkan mendahulukan saudara kita (itsar) untuk menempati shaf pertama dalam sholat berjama’ah, sedangkan kita di shaf belakang. (Lihat Al Wajiz fii Iidhohi Qowa’id Al Fiqhi Al Kulliyati)
Bantulah Sahabatmu yang Berada dalam Kesulitan
Misalnya ada saudara kita yang membutuhkan bantuan pinjaman uang. Maka berusahalah untuk menolongnya dengan memberi pinjaman hutang padanya. Karena pemberian hutang yang pertama kali merupakan kebaikan. Sedangkan pemberian hutang kedua kalinya adalah sedekah. Sebagaimana dalam hadits riwayat Ibnu Majah, Rasulullah shollallohu 'alaihi wa sallam bersabda yang artinya,"Barangsiapa yang memberi hutang kepada saudaranya kedua kalinya, maka dia seperti bersedekah padanya.”
Jagalah Kehormatan Sahabatmu
Wahai saudaraku, jagalah kehormatan sahabatmu, karena Rasulullah shollallohu 'alaihi wa sallam bersabda pada khutbah ketika haji Wada' yang artinya,"Sesungguhnya darah kalian, harta kalian, dan kehormatan kalian adalah haram." (HR. Bukhari, Muslim, dan lainnya).
Di antara bentuk menjaga kehormatan saudara kita adalah menjaga rahasianya yang khusus diceritakan pada kita. Rahasia tersebut adalah amanah dan kita diperintahkan oleh Allah untuk selalu menjaga amanah. Rasulullah shollallohu 'alaihi wa sallam bersabda yang artinya,"Apabila seseorang membicarakan sesuatu padamu, kemudian dia menoleh kanan kiri, maka itu adalah amanah."(HR. Abu Daud dalam sunannya). Perbuatan seperti ini saja dilarang, apalagi jika sahabatmu tersebut memintamu untuk tidak menceritakannya pada orang lain. Maka yang demikian jelas lebih terlarang. (Huququl Ukhuwah, Syaikh Sholeh Alu Syaikh).
Semoga dengan mengamalkan hak-hak ini, kita akan menjadi orang-orang yang akan mendapatkan naungan Allah di akherat kelak, di mana tidak ada naungan kecuali naungan-Nya. Amin.
NEGERI 5 MENARA
Kisah lima sahabat yang sedang mondok di sebuah pesantren, dan kemudian bertemu lagi ketika mereka sudah beranjak dewasa. Uniknya, setelah bertemu, ternyata apa yang mereka bayangkan ketika menunggu Azhan Maghrib di bawah menara masjid benar-benar terjadi. Itulah cuplikan cerita novel laris Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi yang menjadi topik Kick Andy kali ini.
Ahmad Fuadi yang berperan sebagai Alif di novel itu berkisah, ia tak menyangka dan tak percaya bisa menjadi seperti sekarang ini. Pemuda asal Desa Bayur, Maninjau, Sumatera Barat itu adalah pemuda desa yang diharapkan bisa menjadi seorang guru agama seperti yang diinginkan kedua orangtuanya. Keinginan kedua orangtua Fuadi tentu saja tidak salah. Sebagai “amak” atau Ibu kala itu, menginginkan agar anak-anaknya menjadi orang yang dihormati di kampung seperti menjadi guru agama.
“Mempunyai anak yang sholeh dan berbakti adalah sebuah warisan yang tak ternilai, karena bisa mendoakan kedua orangtuanya mana kala sudah tiada,” ujar Ahmad Fuadi mengenang keinginan Amak di kampung waktu itu.
Namun ternyata Fuadi alias Alif mempunyai keinginan lain. Ia tak ingin seumur hidupnya tinggal di kampung. Ia mempunyai cita-cita dan keinginan untuk merantau. Ia ingin melihat dunia luar dan ingin sukses seperti sejumlah tokoh yang ia baca di buku atau mendengar cerita temannya di desa. Namun, keinginan Alif tidaklah mudah untuk diwujudkan. Kedua orangtuanya bergeming agar Fuadi tetap tinggal dan sekolah di kampung untuk menjadi guru agama. Namun berkat saran dari ”Mak Etek” atau paman yang sedang kuliah di Kairo, akhirnya Fuadi kecil bisa merantau ke Pondok Madani, Gontor, Jawa Timur. Dan, disinilah cerita kemudian bergulir. Ringkasnya Fuadi kemudian berkenalan dengan Raja alias Adnin Amas, Atang alias Kuswandani,Dulmajid alias Monib, Baso alias Ikhlas Budiman dan Said alias Abdul Qodir.
Kelima bocah yang menuntut ilmu di Pondok Pesantren Gontor ini setiap sore mempunyai kebiasaan unik. Menjelang Azan Maghrib berkumpul di bawah menara masjid sambil melihat ke awan. Dengan membayangkan awan itulah mereka melambungkan impiannya. Misalnya Fuadi mengaku jika awan itu bentuknya seperti benua Amerika, sebuah negara yang ingin ia kunjungi kelak lulus nanti. Begitu pula lainnya menggambarkan awan itu seperti negara Arab Saudi, Mesir dan Benua Eropa.
Melalui lika liku kehidupan di pesantren yang tidak dibayangkan selama ini, ke lima santri itu digambarkan bertemu di London, Inggris beberapa tahun kemudian. Dan, mereka kemudian bernostalgia dan saling membuktikan impian mereka ketika melihat awan di bawah menara masjid Pondok Pesantren Gontor, Jawa Timur.
Belajar di pesantren bagi Fuadi ternyata memberikan warna tersendiri bagi dirinya. Ia yang tadinya beranggapan bahwa pesantren adalah konservatif, kuno, ”kampungan” ternyata adalah salah besar. Di pesantren ternyata benar-benar menjujung disiplin yang tinggi, sehingga mencetak para santri yang bertanggung jawab dan komitmen. Di pesantren mental para santri itu ”dibakar” oleh para ustadz agar tidak gampang menyerah. Setiap hari, sebelum masuk kelas, selalu didengungkan kata-kata mantera ”Manjadda Wajadda” jika bersungguh-sungguh akan berhasil.
”Siapa mengira jika Fuadi yang anak kampung kini sudah berhasil meraih impiannya untuk bersekolah dan bekerja di Amerika Serikat? Untuk itu, jangan berhenti untuk bermimpi,” ujar Ahmad Fuadi memberikan nasihat