Berbicara ukhuwah maka tak
usahlah menganggap kalau ia terjadi ketika ada sekumpulan manusia yang banyak
atau ukhuwah bisa terjadi ketika minimal ada dua orang. Namun sesungguhnya
ukhuwah islamiyah mengikat dimensi yang beragam melewati ruang dan waktu dan
tak terbatalkan karena hanya ada satu orang dalam pelakunya. Ketika satu orang
maka kerja ukhuwah pun sangat mungkin bisa di lakukan, jadi ukhuwah islamiyah
merupakan sesuatu yang menakjubkan. Namun ikatan ini adakalanya kita akan
mendapati berbagai tingkatan kualitas. Adakalanya ikatan ini melemah namun
sejatinya ikatan ini merupakan ikatan kokoh yang akan di bawa sampai ke syurga.
Ketika ikatan ini lemah kita tak menjadikan ada kesalahan dalam talinya namun
ketika itu terjadi sebenarnya keimanan lah yang sedang compang-camping. Ukhuwah
akan Allah berikan ujian dalam proses memperkuat ikatannya. Dalam kehidupan
sehari-hari begitu banyak virus ukhuwah yang akan menyerang ukhuwah dan
ini perlu kita waspadai.
Pernah kita dapati kondisi dimana
ukhuwah ini tercederai sehingga ikatannya melemah terseok-seok dan tertatih
membawa pelakunya semakin menjauhi Allah SWT. Beberapa ikhwah bahkan sampai
dengan penuh kesadaran sengaja memutuskan ikatan nan agung ini dan tentunya
kita berlindung kepada Allah rabbul ‘alamin agar di jauhkan dari kondisi ini.
Betapa sering didapati pergesekan antar satu ikhwah dengan ikhwah yang lain.
Kita juga mungkin pernah melakukan kesalahpahaman dalam beberapa interaksi
kita. Banyak terkaan pribadi yang sesungguhnya ia jauh dari nilai kebenaran dan
hanya menzhalimi sesama saudara seiman kita. Ketika terjadi beberapa kondisi
memprihatinkan itu maka alangkah bijaknya ketika kita bermuhasabah melakukan
evaluasi dalam menata ikatan yang begitu tinggi ini. Mari senantiasa kita buka
kembali lembaran mendasar tentang ukhuwah yang begitu indah ini:
Pertama, tengoklah bahwa dalam
lembaran mendasar. Dibangun atas dasar apakah ukhuwah islamiyah itu? Karena
ketika ikatan ini di bangun bukan atas dasar yang benar maka tentunya pondasi
ini akan mudah di gempur dan tak akan kuat menopang orang yang berhimpun di
dalamnya. Ustadz Hasan menyatakan bahwa Ukhuwah Islamiyah adalah keterikatan
hati dan jiwa satu sama lain dengan ikatan Aqidah. Jadi asas yang di bangun
dalam ukhuwah Islamiyah adalah azas aqidah atau berdiri di atas landasan Islam
sehingga semuanya berada dalam lingkup Pengakuan, ketundukan pada risalah Islam
melalui Rasul SAW yaitu syariat Islam.
Firman Allah:
"Dan berpegang teguhlah kamu
pada tali agama Allah dan jangan kamu bercerai-berai (Qs Ali Imran)".
Hal ini di buktikan dengan
seberapa dalam kita teguh berpegang pada tali Allah dalam berukhuwah menurut
Ibnu Katsir dalam menafsirkan kata tali Allah adalah Al-Qur’an. Jadi seberapa
jauh ikatan kita ini dalam pemenuhan hak ukhuwah dan melakukan kerja-kerja
ukhuwahnya mengimplementasikan nilai-nilai Al-Qur’an.
Kedua, bukalah kembali mata kita dan
mata hati kita bisa jadi kita sedang tertipu dan terkecoh posisi kita bisa jadi
sedang di luar lingkaran ukhuwah Islamiyah. Mungkin kita terjebak terperosok ke
dalam lingkaran lubang ikatan-ikatan yang lain yang itu sesungguhnya merupakan
bukan ukhuwah Islamiyah melainkan ukhuwah jahiliyah. Mari kita review kembali
bab ukhuwah ini. Di dunia ini ada beberapa ikatan yang ini dilekatkan pada diri
manusia.
Ada
4 jenis ikatan yang mampu menghimpun manusia, yaitu:
1.
Ikatan mashlahiyah
Yaitu
manusia berhimpun karena menginginkan maslahat yang sama ikatan ini terputus
ketika maslahat tidak diperoleh. Misal: orang menikah karena kecantikan maka
ikatan pernikahan itu hilang atau pudar seiring pudarnya kecantikan fisik yang
di makan zaman.
2.
Ikatan ruhiyah
bi laanidzom
Yaitu
orang berhimpun dengan ikatan keagamaan tanpa aturan/sistem yang mengatur
masyarakat. Beberapa agama kecuali Islam tidak mempunyai sistem yang takamul
(sempurna) mengatur urusan umatnya. Bahkan Islam sendiri ketika pemeluknya
tidak berislam dengan kaffah maka bisa saja termasuk ke dalam ikatan ini.
3.
Ikatan rabithah
wathoniyah/ashobiyah (nasionalisme)
Yaitu
orang berhimpun, terikat satu sama lain dan merasa bersaudara karena tinggal
dalam satu wilayah Agama, Suku, Ras dan lain-lain. Ikatan ini membawa dampak
buruk misal muslim Indonesia hanya peduli sesama muslim yang berada di negara
Indonesia saja tak mempedulikan saudaranya yang sedang memikul perjuangan
pembebasan di Palestina. Terjadinya Permusuhan, perperangan antara negeri
muslim dan Terpecahnya kaum muslimin menjadi lebih dari sekitar 50 negara
4.
Ikatan mabda’iyah (ideologis)
Inilah
ikatan dimana posisi ukhuwah islamiyah itu sejatinya berada. Yaitu ikatan yang
dibangun atas asas aqidah Islam dan syariat perintah Allah swt dan Rasulullah
saw. Ikatan yang terputus oleh dimensi ruang dan waktu tidak tersekat oleh
teritorial dan perbedaan warna kulit dan bahasa. Di dalam nya ada bahasa
persatuan yaitu bahasa Al-Qur’an.
Ketiga, tataplah kembali
kerja-kerja ukhuwah berupa pemenuhan hak-hak ukhuwah yang seharusnya kita dan
saudara kita dapatkan dan merasakannya bersama. Izinkan saya kembali menutipkan
beberapa kerja ukhuwah. Beberapa kerja ukhuwah Islamiyah di antaranya:
1.
Katakan bahwa Anda mencintai saudara Anda
عَنِ
النَّبِيِّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ قَالَ: إِِذَا أَحَبَّ الرَّجُلُ
أَخَاهُ فَلْيُخْبِرْهُ أََنَّهُ يُحِبُّهُ
Rasulullah
SAW bersabda, “Apabila seseorang mencintai saudaranya, hendaklah dia mengatakan
cinta kepadanya.” (Abu Dawud dan Tirmidzi, hadits shahih)
عَنْ اَنَسٍ:
اَنَّ رَجُلاً كَانَ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ فَمَرَّ
رَجُلٌ فَقَالَ: يَا رَسُوْلُ اللهِ اِنّي لأحِبُّ هَذَا فَقَالَ لَهُ النَّبِيُّ
صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ أَعْلَمْتَهُ؟ قَالَ: لا، قَالَ صَلَى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَمَ: أعْلِمْهُ فَلَحِقَهُ فَقَالَ: إِنِّي أُحِبُّكَ فِى اللهِ
فَقَالَ: أَحَبَّكَ الَّذِي أَحْبَبْتَنِى لَهُ
Anas
RA mengatakan bahwa seseorang berada di sisi Rasulullah SAW, lalu salah seorang
sahabat melewatinya. Orang yang berada di sisi Rasulullah tersebut mengatakan,
“Aku mencintai dia, ya Rasulullah.” Lalu Nabi bersabda, “Apakah kamu sudah
memberitahukan dia?” Orang itu menjawab, “Belum.” Kemudian Rasulullah SAW
bersabda, “Beritahukan kepadanya.” Lalu orang tersebut memberitahukannya dan
berkata, “Sesungguhnya aku mencintaimu karena Allah.” Kemudian orang yang
dicintai itu menjawab, “Semoga Allah mencintaimu karena engkau mencintaiku
karena-Nya.” (Abu Dawud, dengan sanad shahih).
Jadi, jangan tunda lagi. Katakan cinta kepada orang yang Anda cintai.
2.
Minta didoakan dari jauh saat berpisah
عَنْ
عُمَرَبْنِ الْخَطَابِ قَالَ: اِسْتَأْذِنْتُ النَّبِيَّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَمَ فِى الْعُمْرَةِ فَأَذِنَ لِي فَقَالَ: لاَ تَنْسَنَا يَا اُخَيَّ مِنْ
دُعَائِكَ فَقَالَ: كَلِمَةً مَا يَسُرُّنِى أَنَّ لِى بِِهَا الدُّنْيَا، وَفِى
رِوَايَةٍ قَالَ: أَشْرِكْنَا يَا أُجَيَّ فِى دُعَائِكَ
Umar
bin Khaththab berkata, “Aku minta izin kepada Nabi Muhammad SAW untuk
melaksanakan umrah, lalu Rasulullah SAW mengizinkanku.” Beliau bersabda,
“Jangan lupakan kami, wahai saudaraku, dalam doamu.” Kemudian ia mengatakan
satu kalimat yang menggembirakanku bahwa aku mempunyai keberuntungan dengan
kalimat itu di dunia. Dalam satu riwayat, beliau bersabda, “Sertakan kami dalam
doamu, wahai saudaraku.” (Abu Dawud dan Tirmidzi, hadits hasan shahih)
قَالَ رَسُوْلُ
اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ: مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُوْ لِأَخِيْهِ
بِظَهْرِ الْغَيْبِ إِلاَّ قَالَ الْمَلَكُ : وَلَكَ بِمِثْلٍ
Rasulullah
SAW bersabda, “Tidak seorang hamba mukmin yang berdoa untuk saudaranya dari
kejauhan melainkan malaikat berkata, ‘Dan bagimu seperti itu’.” (Muslim)
3. Bila berjumpa, tunjukkan wajah gembira
dan senyuman
قَالَ رَسُوْلُ
اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ: لاَ تَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُفِ شَيْئاً
وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلِيْقٍ
Rasulullah
SAW bersabda, “Janganlah kamu meremehkan kebaikan apapun, walaupun sekadar
bertemu saudaramu dengan wajah ceria.” (Muslim)
4. Berjabat tangan dengan erat dan hangat
Berjabat
tanganlah acapkali bertemu. Sebab, Rasulullah SAW bersabda, “Tidak ada dua orang
muslim yang berjumpa lalu berjabat tangan melainkan keduanya diampuni dosanya
sebelum berpisah.” (Abu Dawud)
قَالَ رَسُوْلُ
اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ: مَا مِنْ مُسْلِمِيْنَ يَلْتَقِيَانِ
فَيَتَصَافَحَانِ إِلاَّ غُفِرَ لَهُمَا قَبْلَ أَنْ يَتَفَرَّقَا
5.
Sering-seringlah berkunjung
Nabi
Muhammad SAW bersabda, “Allah SWT berfirman, ‘Pasti akan mendapat cinta-Ku
orang-orang yang mencintai karena Aku, keduanya saling berkunjung karena Aku,
dan saling memberi karena Aku’.” (Imam Malik dalam Al-Muwaththa’)
6.
Ucapkan selamat saat saudara Anda mendapat kesuksesan
عَنْ اَنَسٍ بن
مالك قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ: مَنْ لَقِيَ أَجَاهُ
بِمَا يُحِبُّ لِيَسُرَّهُ ذَالِكَ سَرَّةُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ
Anas
bin Malik berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa bertemu saudaranya
dengan membawa sesuatu yang dapat menggembirakannya, pasti Allah akan
menggembirakannya pada hari kiamat.” (Thabrani dalam Mu’jam Shagir)
Jadilah
Anda orang yang paling pertama mengucapkan selamat kala saudara Anda menikah,
mendapat anak, menempati rumah baru, pergi haji, naik jabatan, dan lain-lain.
7.
Berilah hadiah terutama di waktu-waktu istimewa
عَلَيْكُمْ
بِالْهَدَايَا فَإِنَّهَا تُوْرِثُ الْمَوَدَّةَ وَتُذْهِبُ الضَّغَائِنَ
Hadits
marfu’ dari Anas bahwa, “Hendaklah kamu saling memberi hadiah, karena hadiah
itu dapat mewariskan rasa cinta dan menghilangkan kekotoran hati.” (Thabrani)
عَنْ عَائِشَةَ:
تَهَادَوْا تَحَابُّوْا
Thabrani
juga meriwayatkan hadits marfu’ dari Aisyah RA bahwa, “Biasakanlah kamu saling
memberi hadiah, niscaya kamu akan saling mencintai.”
8. Berilah perhatian dan bantu keperluan
Saudara Anda
قَالَ رَسُوْلُ
اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ: مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ
كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ
الْقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِى
الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ، وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللهُ فِى الدُّنْيَا
وَالآخِرَةِ، وَاللهُ فِى عَوْنِ الْعَبْدِ مَادَامَ الْعَبْدُ فِى عَوْنِ
اَخِيْهِ.
Rasulullah
SAW bersabda, “Siapa yang melepaskan kesusahan seorang mukmin di dunia niscaya
Allah akan melepaskan kesusahannya di akhirat. Siapa yang memudahkan orang yang
kesusahan, niscaya Allah akan memudahkan (urusannya) di dunia dan di akhirat.
Siapa yang menutupi (aib) seorang muslim, niscaya Allah akan menutupi (aibnya)
di dunia dan di akhirat. Dan Allah selalu menolong hamba-Nya jika hamba
tersebut menolong saudaranya.” (Muslim) Karena itu, jadikan
diri Anda orang yang paling dahulu membantu kala saudara Anda membutuhkan.
Ketika ukhuwah kita sedang
melemah maka lakukanlah lebih banyak lagi kerja-kerja ukhuwah itu. Dan tentunya
mari kita renungkan sudahkah kita ungkapan kecintaan kita itu pada saudara
kita? Seberapa sering kita meminta doa kepada saudara kita dan mendoakan
mereka? Wajah maniskah yang sering kita tunjukkan ketika kita bermuwajahah
bertatap muka dengan saudara kita? Seberapa seringkah dan setulus apakah senyum
yang kita berikan untuk saudara kita? Sehangat dan seerat apakah tangan kita
menjabat tangan mereka? Masih seringkah kita mengunjungi mereka? Pernahkah kita
senang dan mengucapkan selamat atas kebaikan dan keberuntungan yang didapat
saudara kita? Seberapa perhatiankah kita terhadap mereka? Seberapa seringkah
kita saling memberi hadiah? Menawarkan bantuan? Lupakah kita dengan itsarnya
para pasukan muslim yang sedang sekarat kehausan dan akhirnya Allah swt
mensyahidkan mereka secara bersama di terik padang pasir. Atau kita juga lupa
dengan kisah pasukan musuh yang lari terbirit-birit menciut mentalnya karena
menyaksikan berebutnya dan berlombanya pasukan muslim mereka masuk ke dalam
sungai dengan serempak karena hendak mengambil salah alat makan seorang pasukan
yang terjatuh ke sungai.
Mungkin ini hanya sebuah renungan
untuk kita basahi sejenak pikir dan rasa kita dalam berukhuwah. Sesungguhnya
bukan ukhuwah yang sedang melemah melainkan kondisi iman kita sedang berada
pada kondisi futur. Bukan ukhuwah kita yang salah melainkan
compang-campingnya iman kita. Karena hakikat dari ukhuwah Islamiyah adalah
keimanan itu sendiri. Tetaplah semangat memperbaharui hembusan angin segar
dalam ikatan ukhuwah. Istiqamahlah untuk senantiasa berhimpun dalam lingkaran
nan indah itu. Inilah hubungan yang paling tinggi di antara sesama hamba.
Inilah ikatan yang akan menjadikan kita selalu bersama dalam dekapan ukhuwah
menebar senyum terindah di bumi dan menuai panen keberkahan sampai di surga
kelak sampai kembali di himpun bersama di tempat terindah di dalam JannahNya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar