Karya tulis merupakan ungkapan sang penulis yang dituangkan dalam sebuah tulisan atau karya tulis bisa juga diartikan sebagai hasil dari proses bernalar penulisnya. Banyak sekali jenis karya tulis, salah satunya adalah novel. Novel biasanya ditulis berdasarkan pengalaman dan imajinasi penulis sehingga cerita yang terdapat dalam novel sangat luar biasa menarik. Tetapi, sangat disayangkan kalau ada orang yang tidak suka membaca novel, padahal dari membaca sebuah novel terutama novel yang diangkat dari kisah nyata dapat menjadi panutan yang baik untuk kehidupan kita, banyak sisi positif yang didapat dari membaca novel. Seperti yang dikatakan oleh Dhoni Dirgantoro, penulis novel 5cm dalam artikelnya “Novel itu bersifat sangat pribadi semuanya mengalir secara pribadi. Imajinasinya pribadi, rasanya pribadi, begitu subjektifnya kita sehingga kalo novel itu bagus banget semua panca indera kita merasakan hal yang sama. Makanya pengen baca lagi baca lagi baca lagi nggak bosen bosen.”. Memang benar apa yang dikatakan Dhoni Dirgantoro, seperti yang saya rasakan ketika membaca novel 5cm, otak saya benar-benar bekerja untuk berimajinasi membayangkan tokoh-tokoh dan tempat yang menjadi latar penulisan.
Banyak yang bisa dipetik dari novel tersebut misalnya persahabatan antara Ian, Genta, Riani, Arial, Zafran dan Arinda serta keindahan Gunung Mahameru, Ranu Kumbolo, Ranu Pane, hamparan bunga edelweiss dan yang terakhir upacara bendera di puncak gunung Mahameru.
Penulisnya memang sangat pandai mengemas hal-hal tersebut menjadi suatu alur cerita yang sangat menarik. Mungkin para pembaca yang belum pernah mendaki Mahameru membaca saja sudah dibuat terpesona karena membayangkan Gunung Mahameru yang sudah terkenal keindahannya itu, walaupun belum pernah kesana tapi keindahannya sudah terbayang dibenak saya dan semangat para pendaki gunung itulah yang membuat saya sadar, untuk tidak mudah menyerah dalam hal apapun dan kondisi apapun. Tempat favorit saya dalam novel tersebut adalah Ranu Kumbolo, sebuah danau yang medannya pasir, setiap airnya diaduk tidak akan pernah keruh. Pokoknya penulis 5 cm Dhoni Dirgantoro sukses buat para pembaca jadi terpukau karena pendeskripsian keindahan Ranu Kumbolo di Gunung Mahameru.
Kenapa novel ini dinamakan 5cm? mungkin bagi yang telah membaca novel ini pasti tau alasannya, ada sebuah kalimat sederhana tetapi mempunyai makna mendalam tentang mimpi yang ingin kita raih, seperti ini kalimatnya “Setiap kamu punya mimpi atau keinginan atau cita-cita, kamu taruh disini, didepan kening kamu jangan menempel biarkan dia menggantung, mengambang 5cm didepan kening kamu. Jadi, dia ga’ pernah lepas dimata kamu dan kamu bawa mimpi dan keyakinan kamu itu setiap hari, kamu lihat setiap hari dan percaya kamu bisa”
Nah, inilah cerita ringkas dalam novel ini : Bersetting di Jakarta, ada lima sahabat yang telah menjalin persahabatan selama tujuh tahun dimulai dari masa SMA. Mereka adalah Arial yang ganteng dan berbadan atletis sehingga sama yang lain dijulukin Rambo, Riani sebagai satu-satunya wanita dalam kelompok itu, Zafran yang cungkring dan suka berlagak seperti seorang penyair, Ian yang paling subur badannya, dan Genta yang dianggap sebagai leader dalam kelompok itu. Mereka selalu menjalani hari-hari bersama, nongkrong di rumah Arial atau di SMA mereka sekalipun mereka sudah lulus. Memiliki kegemaran yang aneh-aneh mulai dari mengunjungi kafe dari yang termahal dan yang termurah, sampai menonton layar tancap. Hingga suatu saat dimana karena setiap hari mereka bertemu ceria dan tertawa bersama akhirnya mereka merasa jenuh antara satu sama lain, dan di saat seperti itu, mereka memutuskan untuk tidak saling bertemu dan berkomunikasi selama tiga bulan baik itu hanya SMS sekalipun.
“Udah berapa sering sih deja vu kita?”
“Banyak!”
“Kita bosen kali ya, kemana-mana berlima mulu…”
“Gue sih nggak pernah bosen sama kalian.”
“Bukan sama orang-orangnya, tapi sama ‘kita’-nya.”
Dimana saat itulah mereka menemukan hal-hal baru yang memperkaya hidup mereka sebelumnya, walaupun juga mereka selalu tersiksa karena teringat sahabat-sahabatnya. Banyak kejutan yang terjadi setelah 3 bulan mereka tidak betemu. Dan akhirnya pertemuan setelah tiga bulan yang penuh dengan rasa kangen akhirnya dirayakan dengan sebuah perjalanan. Dimana sebuah perjalanan ini penuh dengan keyakinan, cita-cita, mimpi, dan cinta. Perpisahan dan perjalanan yang mereka lewati ini ternyata telah membuat mereka menjadi manusia yang sesungguhnya, tidak hanya seonggok daging yang hanya bisa bicara, berjalan, dan punya nama.
Novel karangan Donny Dhirgantoro ini memberikan kepada para pembaca suatu ajakan untuk lebih mencintai tanah air yang kaya ini dengan segala keterbatasannya.dari sisi penokohan dalam cerita ini cukup spesifik membuat pembaca seolah-olah kenal dengan mereka. Walaupun konflik dalam cerita ini kurang, tetapi cerita ini merupakan cerita yang mantap-jaya karena ringan dan mudah dipahami. Yang paling saya sukai adalah saat perjalanan dari Jakarta ke Malang (ngapain mereka ke Kota Malang, Baca aja sendiri,,) dalam penceritaan seolah-olah saya diajak untuk masuk ke dalam suasana gerbong, angkot, jeep dan suasana lainnya yang mereka lalui hingga mereka tiba di puncak Mahameru. Yap perjalanan mereka adalah mendaki gunung atau tanah tertinggi pulau jawa. Sungguh mantap pendeskripsian tempatnya.. Kehebatan Bro Donny pun terlihat dalam cerita, banyak terdapat lirik-lirik lagu mancanegara, indonesia dan kata-kata filsuf Yunani jaman dahulu yang dikupas penuh makna, menunjukkan kepada para pembaca bagaimana makna hidup itu dan bagaimana kita menjalani hidup ini dengan sebaik-baiknya. Dalam menbaca buku ini berhati-hatilah anda karena emosi anda akkan dipermainkan, mulai dari kelucuan kekompakan dan keharuan yang bisa membuat pembacanya menitikkan air mata.
Yap saya membaca buku itu sudah 5 kali dari tahun 2008 sampai 2010 ini dan merupakan satu-satunya buku yang pernah saya baca lebih dari tiga kali, dan setiap saya ada keinginan untuk membaca lagi, saya ambil buku itu lagi dan mecuplik di bagian yang saya ingin baca, benar jika buku ini secara tidak langsung juga mengubah cara pandang saya tentang hidup, karena kadang untuk mewujudkan suatu mimpi perlu sebuah usaha yang lebih dari biasanya untuk mencapai apa yang kita inginkan.
sedikit cuplikan halaman bagian akhir-akhirnya bukunya ini :
“Biarkan keyakinan kamu, 5 centimeter menggantung mengambang di depan kening kamu. Dan… sehabis itu yang kamu perlu… cuma…”
“Cuma kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya, tangan yang akan berbuat lebih banyak berbuat dari biasanya, mata yang akan menatap lebih banyak dari biasanya, leher yang akan lebih sering melihat ke atas.”
“Lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja….”
“Dan hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya….”
“Serta mulut yang akan selalu berdoa….”
“Dan kamu akan selalu dikenang sebagai seorang yang masih punya mimpi dan keyakinan, bukan cuma seonggok daging yang hanya punya nama. Kamu akan dikenang sebagai seorang yang percaya pada kekuatan mimpi dan mengejarnya, bukan seorang pemimpi saja, bukan orang biasa-biasa saja tanpa tujuan, mengikuti arus dan kalah oleh keadaan. Tapi seorang yang selalu percaya akan keajaban mimpi keajaiban cita-cita, dan keajaiban keyakinan manusia yang tak terkalkulasi dengan angka berapa pun… Dan kamu nggak perlu bukti apakah mimpi-mimpi itu akan terwujud nantinya karena kamu hanya harus mempercayainya.”
“Percaya pada… 5 centimeter di depan kening kamu.”
Created by : Modifikasi Randy
Tidak ada komentar:
Posting Komentar